Disparbud Jabar Bicarakan PPKM Darurat, Ini Tanggapan GIPI
BANDUNG, KLIKNUSAE.Com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) mengelar pertemuan virtual dengan pemangku kebijakan industri pariwisata, Jumat 7 Juli 2021.
Hadir dalam acara yang berlangsung mulai pukul 13.00 WIB tersebut seluruh Kepala Dinas Pariwisata se-Jawa Barat, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat Herman Muchtar, Sekjen DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jabar Taufik Hidayat Udjo.
Ikut juga dalam zoom meeting ini, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA), dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
BACA JUGA: Disparbud Jabar Gandeng DPD PUTRI Bangkitkan Desa Wisata
Dalam pertemuan tersebut berkembang diskusi untuk mencari jalan tengah bagi sektor pariwisata di tengah Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Seperti diketahui, objek wisata wajib ditutup dari 3-20 Juli 2021. Ini untuk keselamatan masyarakat. Sesuai urgensi yang sudah disampaikan pak Gubernur, tentu ada dampak bagi industri pariwisata. Oleh sebab itu, kita perlu membicarakan, bagaimana jalan keluar terbaik, termasuk upaya kita menyamakan visi,” kata Kadisparbud Jabar Dedi Taufik dalam pembukaan meeting.
Pertemuan itu untuk menyikapi penutupan tempat pariwisata sebagai bagian dari kebijakan PPKM Darurat.
“Ini langkah yang harus bisa kita hadapi sambil mencari solusi bagi para pelaku industri pariwisata agar tetap siap ketika pariwisata dibuka kembali,” ujarnya.
BACA JUGA: PPKM Mikro Darurat Dinilai PHRI Penerapan Tidak Fair
Pemeritah Daerah Harus Kompak Menjalankan PPKM Darurat
Dibagian Ketua GIPI Herman Muchtar menyampaikan agar pada saat pelaksanaan PPKM Darurat hendaknya pemerintah daerah dan kota lebih bisa kompak.
“PPKM Darurat ini harus didukung oleh semua pengusaha. Karena jika pandemi ini tidak segera berakhir, ekonomi tidak akan bisa segera pulih dan kita semua bisa jadi zombie,” kata Herman Muchtar kepada Kliknusae.com usai mengikuti rapat koordinasi dengan Disparbud Jabar.
Menurutnya, pandemi ini sudah menghajar industri satu tahun empat bulan lamanya. Sedangkan daya tahan pengusaha itu hanya mampu 6 bulan.
“Kita dulu kan memperkirahkan pandemi ini akan selesai dalam enam bulan, tapi kenyataannya kan sampai sekarang belum juga berakhir. Jadi, saya menghimbau kepada semua pengusaha untuk kita taat dan disiplin melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai PPKM Darurat,” ujarnya.
BACA JUGA: Dedi Taufik: Tahura Djuanda Bisa Dijadikan Destinasi Unggulan
Herman Muchtar—yang juga ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga meminta kepada pemerintah daerah bersama-sama memikirkan dampak dari segala kebijakan PPKM yang telah membuat sektor pariwisata terpuruk.
“Tentu harus ada konsep, setelah pandemi ini berlalu, apa yang harus dilakukan. Misalnya dari Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) bidang pariwisata melaksanakan promosi ke 7 daerah kota besar di Indonesia, menyampaikan bahwa Jawa Barat sudah siap,” tambah Herman.
“Ya, mungkin pada bulan Oktober sampai Desember 2021, kalau sudah pulih program ini harus segera dijalankan,” pintanya.
Dibagian lain Sekretaris DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat Taufik Hidayat Udjo menyampaikan beberapa point terkait penerapan PPKM Darurat.
BACA JUGA: Objek Wisata Bandung Raya Tutup, Ini Seruan DPD PUTRI Jabar
Beberapa point tersebut dianntaranya; Pertama, pemerintah bisa berlaku lebih adil dan merata terhadap penutupan objek wisata yang dianggap bisa jadi klister.
Kedua, stimulus, kompensasi atau apapun namanya seperti keringanan pajak, relaksasi, restrukturisasi pinjaman bank yang sudah berkali-kali disampaikan hendaknya bisa diapresiasi.
Ketiga, pada saat perpanjangan penutupan atau ada penutupan baru hendaknya disampaikan lebih awal dan dengan surat edaran resmi, supaya tidak simpang siur.
Keempat, manfaat kan tempat objek wisata untuk kegiatan vaksin mengingat selama ini pengusahasudah terbiasa mengatur agar peserta vaksin bisa tertib dan aman.
“Soal pelaksaan vaksin ini penting, dan tempat kami membuat mereka lebih sehat, udara segar ,bersih, asri dan pemandangan yang indah. Ini tentu juga bisa membantu tempat kami dan orang-orang kami menjadi bertahan hidup, ada aktifitas dan lebih optimis menjalani kesulitan ditengah pandemi,” papar Taufik.
Masih kata Dedi, meski di tengah PPKM Darurat, ia memastikan promosi destinasi wisata masih bisa dilakukan seperti yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Industri pariwisata akan tutup atau seperti apa nanti disesuaikan dengan aturan yang tertuang dalam PPKM darurat. Tapi, promosi mengenai destinasi wisata tetap bisa berjalan,” katanya. ***