Viral Lagi, Kali Ini Wisatawan Ditendang Saat Kuliner di Malioboro
YOGYAKARTA, Kliknusae.com – Kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta tanpanya belum usai dirundung “duka”.
Setelah sebelumnya viral karena Pecel Lele yang harganya dinilai selangit, kini kota itu kembali digegerkan komentar warganet dengan akun @azizah2291 di akun resmi Instagram Pemkot Jogyakarta.
Begini keluhan di akun @azizah2291:
Ada yang pernah gak si nawar di maliboro tp ga jd beli baru tanya trs pas ga jd beli kaki nya di pancal sama pedagangnya ?
Mirisnya yg ngelakuin itu laki² ? Padahal dsni pembeli adalah raja. Klo kita tanya harga terus ga jd beli wajar karena mungkin kita ga cocok sma harganya, atau msh mau cari barang lain.
Udh 2x si kejadian dlu pas sma study tour. Trs ini baru bgt kmrn tgl 28 mei. Jd agak trauma kalo beli nawar/tanya.
Gak berani marahin / negur karena aku perempuan dan itu bukan daerah tempat aku tinggal. Aku suka bgt sma jogja dan jogja terkenal orangnya ramah tp setelah kejadian kmren agak males ya buat ke jogja apalagi malioboro.
Setelah viral pecel lele skrng pedagangnya yg kurang sopan, padahal gak wajib beli dan gak salah nawar.
Cma berani komen dsni karena ga berani viralin. Semoga aja ada respon dr @pemkotjogja. Jujur kaget bgt bener² bkn takut buat beli apalagi nawar. Btw aku orang purwokerto kalo yg belum tau pancal = tendang. @pemkotjogja. Ada yg pernah jga gak si ???
Kejadian ini pun langsung mendapat tanggapan Ketua Koperasi Tri Dharma Rudiarto di Yogyakarta, Selasa 1 Juni 2021.
Baca Juga: Viral Pece Lele “Muahal” di Malioboro, Ini Kata Ketua PHRI
Ia meminta wisatawan untuk tidak takut menyampaikan aduan atau laporan ke pihak terkait apabila mendapat pengalaman atau mengalami perlakukan tidak menyenangkan selama berwisata di kawasan tersebut, misalnya harga mahal atau tindakan tidak menyenangkan lainnya.
“Jangan takut untuk melapor jika mengalami perlakukan tidak menyenangkan. Sampaikan laporan dengan rinci, dimana dan kapan upaya tindak lanjut dari komunitas pun tepat sasaran,” kata Tri sebagaimana dikutip Kliknusae.com dari Antara, hari ini.
Tri Dharma adalah salah satu koperasi yang menaungi pedagang kaki lima di kawasan Malioboro
Baca Juga: Pariwisata Yogyakarta Siap Ikut Program “Work From Destination”
Seusai harga pecel lele yang viral, sejumlah aduan pun muncul di akun media sosial milik Pemerintah Kota Yogyakarta.
Salah satunya aduan dari wisatawan yang menyatakan mendapat perlakukan tidak menyenangkan usai menawar harga di Malioboro namun tidak jadi membeli karena harga yang ditawarkan masih dirasa kurang cocok.
Rudiarto menyebut, selalu menekankan kepada seluruh anggota komunitasnya untuk melayani pembeli dengan senyum, sapa, dan salam.
“Bagaimanapun pembeli adalah raja dan selaku pedagang harus bisa bersikap ramah karena Yogyakarta pun dikenal dengan warganya yang ramah,” katanya.
Meskipun demikian, lanjut Rudiarto, pembeli juga diminta bersikap sopan dan tidak merendahkan pedagang saat membeli atau menawar barang.
“Terkadang, ada juga konsumen yang bersikap seperti itu. Pedagang yang merasa direndahkan pun kemudian bersikap kurang baik,” katanya.
Ia memastikan, seluruh komunitas di Malioboro sudah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik karena seluruhnya menggantungkan nasib dan hidupnya dari wisata di Malioboro.
Baca Juga: Gubernur Yogyakarta Setujui Pembatasan Masuk Malioboro Saat New Normal
“Tentunya, kami pun harus memberikan pelayanan yang baik apabilagi di masa pandemi seperti sekarang saat pengunjung Malioboro belum sepenuhnya kembali normal,” katanya.
Sedangkan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Cagar Budaya Yogyakarta Ekwanto meminta wisatawan juga bersikap cerdas yaitu menanyakan harga saat akan makan atau berbelanja di sepanjang Jalan Malioboro.
“Untuk PKL kuliner, saya pastikan semuanya sudah memasang daftar harga menu. Jika ada yang belum memasang, maka laporkan ke saya dan lapak akan saya tutup,” katanya.
Baca Juga: Pariwisata Yogyakarta Siap Ikut Program “Work From Destination”
Sedangkan untuk PKL yang menjual souvenir di sepanjang Malioboro pun tawar menawar merupakan hal yang lumrah dilakukan.
“Jika mendapat perlakukan tidak menyenangkan bisa langsung melapor ke petugas keamanan, Jogoboro, yang ada di tiap gerbang zona. Atau melalui nomor telepon yang tertera di gerbang zona. Aduan pasti akan ditindaklanjuti,” katanya.
Ia pun akan meminta seluruh komunitas untuk meningkatkan pelayanan ke pengunjung.
Baca Juga: Hari Pertama Dibuka, Bandara Internasional Yogyakarta Tampung 7.025 Penumpang
“Setiap bulan saya bertemu dengan komunitas dan di pertemuan selalu disampaikan agar memberikan pelayanan terbaik ke wisatawan,” katanya.
Hingga saat ini, Ekwanto mengatakan, saluran pengaduan yang dibuka oleh UPT Cagar Budaya belum menerima aduan apapun dari wisatawan.
“Entah karena malas melapor atau sebab lain,” katanya. (*/adh)