Bali Tak Serta Merta Bisa Dibuka untuk Turis Asing, Ini Alasannya
JAKARTA, Jalajahnusae.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut pembukaan Bali untuk turis mancanegara tidak serta merta langsung bisa dilakukan pada Juni-Juli.
Pemerintah masih masih terus memerlukan persiapan yang matang untuk menyambut tamu asing di Pulau Dewata tersebut. Diantaranya juga dengan melakukan simulasi-simulasi di sana.
“Intinya kami terus memantau. Jika nantinya tidak memungkinkan untuk dibuka, kita akan tunda sampai keadaan cukup kondusif,” terang Sandi dalam temu wartawan, Senin 15 Juni 2021.
Pembukaan Bali memang memerlukan kehati-hatian tingkat tinggi. Jika virus Corona belum menunjukkan perbaikan maka penundaan akan terus dilakukan.
“Kita juga akan terus latihan karena kita tidak bisa langsung membuka Bali pada Juni-Juli. Kita harus ada simulasi-simulasi terus dan kesiapan bandara harus terus ditingkatkan. Harus ada trial, harus ada pilot project dan harus ada beberapa tahapan,” terang dia menerangkan.
“Sembari diiringi dengan program-program persiapan pembukaan Bali yang selama ini terus bersama kita optimalkan. Jutaan orang bergantung pada sektor pariwisata Bali,” imbuh dia.
Terkait pembukaan pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara, Kemenparekraf bersama pihak terkait masih terus menyiapkan segala pemenuhan dari prakondisi-prakondisinya.
Di mana kesiapan ini sudah sekitar 85 hingga 90 persen.
“Dan tentunya ini akan bergerak terus secara fluktuatif, tergantung dari pada keseriusan kita untuk menghadirkan prakondisi-prakondisi,” jelas dia.
“Prakondisi tersebut menjadi barometer dalam pembukaan pariwisata Bali, seperti pengendalian kasus COVID-19, percepatan vaksinasi untuk menciptakan herd immunity, kepatuhan protokol kesehatan, penyiapan travel corridor arrangement, serta sertifikasi CHSE end to end,” urai dia.
Dalam kesempatan ini, Sandi juga menyikapi peningkatan kasus Covid-19 di beberapa daerah. Ia juga terus memantau keadaan Covid-19 di Bali yang sampai hari ini diklaim telah terkendali.
“Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi terbaik dalam progress vaksinasi COVID- 19 dari segi kecepatan penyelenggaraan vaksinasi. Sejauh ini Bali juga merupakan kawasan dengan jumlah tertinggi terkait dengan jumlah hotel dan restoran yang telah tersertifikasi Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE),” kata dia.
Saat ini fokus pemerintah dalam reaktivasi pariwisata Bali, yakni pertama mempercepat program vaksinasi di Bali. Menargetkan 3 juta penduduk Bali (70% dari total 4,3 juta orang) bisa mendapatkan vaksinasi.
“Kedua, meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Untuk membantu upaya tersebut diantaranya melalui Gerakan “Bersih, Indah, Sehat, dan Aman” (BISA) yang akan terus digulirkan di destinasi wisata. Termasuk meningkatkan jumlah sertifikasi CHSE di Bali,” kata dia.
“Ketiga, untuk jangka menengah panjang, penyiapan dari reaktivasi Bali dan diversifikasi ekonomi Bali. Diharapkan bisa mempercepat pemulihan pariwisata Bali,” urai dia menambahkan.
Pemerintah juga memiliki rencana jangka menengah panjang, antara lain: perbaikan infrastruktur transportasi darat, laut, dan udara. Serta menyiapkan berbagai fasilitas pariwisata seperti kegiatan MICE dan lainnya.
“Hal ini akan terus kita monitoring, dan yang tidak kalah penting adalah kasus Covid-19 secara global juga kondusif. Sehingga, rencana kita untuk pembukaan pariwisata Bali bagi wisatawan mancanegara pada kuartal ketiga tahun 2021 bisa kita realisasikan,” terang dia. (*/adh)
Sumber: detikcom