Tidak Ada Menu Tahu dan Tempe Hari Ini di Bandung
BANDUNG, Kliknusae.com – Menu favorit mayoritas masyarakat tahu dan tempe hari ini, Jumat 28 Mei 2021, tidak keluar di beberapa rumah makan di Kota Bandung, Jawa Barat.
Mereka, utamanya pemilik rumah makan street food menyatakan kesulitan mendapatkan dua menu tersebut karena kelangkaan bahan baku di pasar.
“Maaf ya, hari ini tempe dan tahu kita ga bikin. Lagi sulit di pasar, katanya demo sampai nanti Minggu ga jualan tahu dan tempa,” kata pemilik salah satu rumah makan di Pasar Cibogo, Kota Bandung saat ditemui siang ini.
Tempat makan yang cukup ramai pada saat jam makan siang para karyawan ini, hanya menyajikan ayam goreng, ayam bakar dan menu tambahan seperti ampela, daging serta lalapan.
Buntut dari mogok produksi para perajin, tahu dan tempe tiba-tiba hilang di pasaran. Bahkan, sejumlah lapak pedagang di Pasar Kosambi, Pasar Sederhana dan beberapa pasar tradisional tidak menjual dua komoditas ini.
Namun demikian, beberapa restoran besar yang dihubungi Kliknusae.com menyatak untuk persediaan tempe dan tahu masih bisa bertahan untuk satu minggu ke depan.
” Kami masih menyiapkan menu tahu dan tempe. Tapi kita belum tahu ya satu minggu ke depan, karena biasanya suplai tahu atau tempe kami terima setiap satu minggu,” kata Derry Septiadi, Owner Restoran Sindang Reret ketika dihubungi Kliknusae.com.
Sindang Reret adalah rumah makan khas Sunda, salah satu lokasinya adalah di Jalan Surapati No 53, Bandung. Rumah makan ini menjadi salah satu pilihan singgah para Presiden Republik Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), misalnya, sudah menyambangi tempat ini sebanyak dua kali. Pertama adalah saat sebelum menjabat sebagai presiden. Kedua adalah pada 12 April 2017 lalu.
“Saat Pak Jokowi datang, kami menyajikan masakan dan minuman khas tradisional seperti tahu dan tempe. Termasuk, gurame mangga muda, karedok dan minuman layung katine. Untuk tempe pak Jokowi memang sangat suka,” ujar Derry.
Masih terkait kelangkaan tahu dan tempe,s Cucu Sutisna pelapak di Pasar Kosambi mengemukakan, ia menjual oncom atau makanan hampir serupa dengan tempe namun berbahan baku dari kacang tanah.
“Enggak ada (tahu dan tempe), soalnya kedelai mahal jadi demo aja, sampai Hari Minggu, semua se Jawa Barat, baru hari ini aja enggak adanya,” ujarnya.
Cucu menyebut, kalau pun ada harga tahu dan tempe naik dari harga normal.
“Naik, dari Rp 9 ribu jadi Rp 10 ribu tahu yang kecil, yang besar dari Rp 14 ribu jadi Rp 15 ribu,” ujarnya.
“Tempe biasa, tapi dikurangi dikit, tempe kecil Rp 10 ribu, besar Rp 20 ribu,” tambahnya.
Cucu mengeluhkan dengan kondisi tersebut, pasalnya ketika harga kedelai naik berdampak pada penjualannya.
“Mengeluh, soalnya kalau kedelai mahal (berdampak pada penjualan), mudah-mudahan turun harga kedelainya, jadi stabil lagi. Pemerintah mudah-mudahan bisa dikurangi harganya,” tuturnya.
Pedagang lainnya Endang menyebut, mulai hari ini hingga dua hari ke depan tahu dan tempe tidak dijual di lapak miliknya.
“Harga kacang melambung terus, semua demo dulu untuk tiga hari, sekarang Hari Jumat, Sabtu dan Minggu, Hari Senin asa lagi,” kata Endang.
Endang yang juga Pengrajin Tahu di Cibuntu berharap, agar harga kedelai bisa kembali normal.
“Pengrajin sama, harapan kepada pemerintah minta di tekan harga jangan sampai naik terus. Karena sekarang sudah mencapai perhitungannya Rp 12 ribu per kilogram,” jelasnya.
Endang menuturkan, untuk menyesuaikan harga para pedagang dan perajin lakukan demo, sekaligus membahas harga penjualan tahu san tempe jika harga kedelai masih mahal.
“Demo dulu selama tiga hari, nanti hasilnya gimana, apakah harus tahunnya dikecilin atau harganya dinaikin, itu yang sedang diperhitungkan perajin semua,” tuturnya.
Menurutnya, sejak pagi banyak pembeli yang datang, namun tidak ada tahu yang dijual kepada pembeli karena memang tidak ada tahunnya.
Selain dikeluhkan oleh perajin dan pedagang, hal ini juga dikeluhkan oleh pembeli.
“Banyak, dari pagi juga, apalagi langganan, memang sudah dikasih tahu kemarin-kemarinya tahu tidak akan ada Hari Jumat dan ada lagi Hari Senin,” ungkapnya. (DTK/adh)