DPD PUTRI Jabar Minta Ada Satu Suara Saat Penutupan Destinasi

Keputusan mendadak buka tutup objek wisata atau hotel, lanjut Agus, berimplikasi kepada system pembayaran.

“Banyak tamu yang membeli tiket dari aplikasi online. Mereka sudah bayar, tapi ketika hendak masuk ke Pangandaran, tiba-tiba diminta putarbalik. Unjung-ujungnya, mereka (tamu) minta refund (pengembalian) pesanan hotel kepada kami,” unagkapnya.

Masih kata Heni, pengelola wisata telah menyadari bahwa kesehatan menjadi prioritas sehingga terhadap ketentuan kapasitas pengunjung menjadi perhatian utama.

“Lebih baik biasa-biasa saja, daripada pengunjung sampai 10 ribuan, tetapi kemudian harus ditutup. Ini tidak saja merugikan manajemen, tetapi masyarakat juga. Kita akui, selama ini, hampir dua tahun berjalan cash flow perusahaan sangat tertangggu menurunnya pengunjung,” sambungnya.

Sementara itu, Ketua GIPI Jabar Herman Muchtar mengulang kembali kondisi industri pariwisata yang sudah sangat memprihatinkan.

“Banyak kolateral di bank yang jumlahnya ribuan. Dan sewaktu-waktu, jika percepatan pemulihan ekonomi tidak dilakukan, jaminan-jaminan itu akan di lelang. Oleh sebab itu, kami sangat berharap pemerintah, terutama di sektor perbankan bisa membantu industry pariwisata yang sedang kesulitan sekarang ini,” ujarnya.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya