DPD PUTRI Jabar Minta Ada Satu Suara Saat Penutupan Destinasi
Menurut Heni, pentingnya satu suara dalam mengambil kebijakan di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung seperti sekarang menjadi sangat penting.
“Setidaknya untuk menghindari kebingungan kita di lapangan. Kalau memang objek wisata harus tutup, ya tutup saja dulu semua. Karena kita juga harus memberikan contoh, bagaimana berwisata dengan baik. Menghindari kesan negative ditengah masyarakat,” ungkap Heni-yang juga Owner The Lodge Maribaya ini.
Selama ini, anggota PUTRI Jawa Barat telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Semua destinasi yang berada di bawah asosiasi juga telah mengantongi sertifikat CHSE; Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan).
“Justru, terhadap wisata gratis ini yang sulit di kontrol. Oleh sebab itu, mari dalam kesempatan diskusi yang baik ini, kita satukan persepsi dalam upaya mendorong supaya pariwisata di Jawa Barat bangkit kembali,” tandas Heni.
Hal senada juga disampaikan Ketua BPC PHRI Pangandaran Agus Mulyana. Ia menyampaikan masukan agar pemerintah sebelum memutuskan kebijakan dipertimbangkan secara komperhensif.
Ia mencontohkan, ketika tempat wisata diperbolehkan untuk beroperasi biasanya selalu disertai dengan surat edaran resmi yang ditandatangi kepala daerah.
“Namun, pada saat penutupan kembali hanya disampaikan secara lisan. Bagi kami yang di industri, mekanisme seperti ini cukup menganggu. Karena dalam memberikan penjelasan kepada tamu, mereka juga menginginkan argumentasi yang mendasar, yaitu tadi, kita harus bisa menunjukan surat edarannya,” papar Agus.