Okupansi Hotel Naik 65 Persen, 66 Ribu Wisatawan Kunjungi Yogyakarta
YOGYAKARTA, Kliknusae.com – Tingkat hunian kamar hotel (okupansi) di Yogyakarta mengalami kenaikan sebesar 65 persen selama libur panjang Paskah.
” Kenaikannya 30 – 40 persen dari yang semula hanya 25 persen. Jadi rata-rata kenaikannya 55-65 persen,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono Ketika dihubungi Kliknusae.com, Senin (05/04/2021).
Menurut Deddy, peningkatan okupansi ini sangat membantu industri pariwisata, khususnya di sektor perhotelan.
“Cukup membantu ya, selama ini kan okupansi kita anjlok. Kami berharap kondisi ini terus berlangsung hingga mendekati atau memasuki Ramadhan nanti,” katanya.
Namun demikian, pihaknya tetap mengingatkan agar semua elemen, baik tamu dan pengelola hotel sendiri tetap menerapkan protocol Kesehatan (prokes).
“Saat ini kita masih dalam kondisi pandemi, jadi Prokes juga menjadi penting untuk terus dijaga,” katanya.
Sementara itu, Dinas Pariwisata (Dispar) DIY mencatat terdapat sekitar 66 ribu wisatawan yang mengunjungi DI Yogyakarta sepanjang libur Paskah 2021.
Jumlah kunjungan itu tercatat melalui aplikasi Visiting Jogja yang merekam kedatangan wisatawan di 100 destinasi wisata yang beroperasi.
Kepala Dispar DIY, Singgih Raharja merinci ada 17.666 orang yang melakukan kunjungan wisata di DI Yogyakarta.
Kemudian pada Sabtu, jumlah wisatawan mengalami sedikit peningkatan yakni menjadi sebanyak 22.533 orang.
Kemudian pada Minggu (4/4/2021), jumlah wisatawan diprediksi akan mengalami puncak peningkatan melebihi jumlah kunjungan di hari-hari sebelumnya.
“Hari ini ada 26.099 wisatawan sampai pukul 15.47 WIB,” jelas Singgih kemarin.
Jika dibandingkan momen libur panjang sebelumnya, jumlah wisatawan saat libur Paskah kali ini cenderung lebih sedikit.
Misalnya pada Libur Hari Raya Nyepi tahun ini, rata-rata terdapat sekitar 30 hingga 31 ribu wisatawan yang berkunjung tiap harinya.
Lebih jauh, Singgih menjelaskan, di tengah pandemi Covid-19 ini, pihaknya akan terus mengoptimalkan wisatawan lokal untuk menggerakkan sektor pariwisata.
Yakni dengan mendorong warga lokal untuk melakukan staycation dan berwisata di DI Yogyakarta.
“Belajar dari pengalaman dulu-dulu, strateginya adalah mengoptimalkan (wisatawan) yang ada di dalam DIY. Jadi staycation karena keberhasilannya cukup bagus karena mampu menggerakkan ekosistem pariwisata yang ada,” terang Singgih.
Walaupun dampaknya tak akan dirasakan seluruh pelaku wisata, skema staycation dianggap mampu menggerakkan industri pariwisata meskipun hanya sedikit.
“Walaupun tidak semua mendapatkan kuenya paling tidak ini bisa bergerak baik kuliner destinasi dan transportasinya,” terangnya.
Selain itu, strategi tersebut dianggap tepat jika diterapkan di tengah situasi pandemi Covid-19. Karena tidak mengandalkan kedatangan wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara.
“Ini untuk kepentingan kita juga untuk menurunkan Covid-19. Dengan adanya itu kita akan lebih mendorong stayctaion menggerakkan wisatawan di DIY,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemda DIY bersama industri pariwisata tengah merancang paket wisata yang aman di tengah situasi Covid-19. Dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan test tour paket wisata tersebut. (*/adh)