Bom Makassar Pengaruhi Rencana “Meeting” di Perhotelan
MAKASSAR, Kliknusae.com – Peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan berdampak pada rencana kegiatan di perhotelan. Banyak korporasi, kementerian dan lembaga-lembaga lain menunggu upaya pemulihan, sebelum memutuskan untuk melanjutkan kegiatan event.
” Kita memang akui, banyak dari korporasi dan kementerian yang akan menggelar kegiatan pada April mendatang menanyakan perkembangan keamanan di Makassar, pasca kejadian bom kemarin,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Anggiat Sinaga ketika dihubungi Kliknusae.com, Senin (29/3/2021).
Namun demikian, sampai saat ini semua kegiatan pariwisata, termasuk akomodasi perhotelan masih berjalan seperti biasa.
” Kehadiran bapak panglima TNI dan pak Kapolri yang meninjau langsung bersamaan setelah kejadian memberi dampak psikologis rasa aman ditengah masyarakat. Ini sangat membantu bahwa pemerintah, cukup serius menangani tindakan terorisme ini,” lanjut Anggiat.
Anggiat berpendapat, gerakan cepat yang dilakukan Panglima dan Kapolri menjadi bukti bahwa tidak ada rasa takut yang berlebihan sehingga kondisi saat ini juga cepat pulih dan normal kembali.
Disinggung travel warning yang disampaikan pemerintah Rusia agar warganya menahan diri untuk mengunjungi tempat-tempat keramaian
“Pasar Makassar atau Sulsel mayoritas adalah domestik dan jika pun ada travel warning tidak akan berdampak ke tingkat hunian hotel di Makassar,” jawabnya.
Anggiat berharap, peristiwa teror ini menjadi yang terakhir, dan tidak boleh lagi ada kejadian yang sama dia masa yang akan datang.
“Semoga kejadian ini menjadi perekat kebersamaaan dan membangun cinta kasih sesame. Karena tidakada agama apapun yang mengajarkan kebenciaan bagi sesama manusia. Justru yangg ada adalah ajaran-ajaran cinta kasiha bagi sesame,” tandasnya.
Travel Warning Pemerintah Rusia
Sementara itu, kedutaan Besar Rusia di Indonesia memperingatkan warganya untuk menahan diri mengunjungi tempat-tempat keramaian. Imbauan ini mereka keluarkan usai ledakan bom bunuh diri.
“Rekan-rekan sekalian, setelah serangan teroris di dekat gereja Kristen di Makassar, kami meminta warga Rusia di (pulau) Sulawesi (dan juga semua orang) untuk tetap tenang, tidak mengunjungi tempat-tempat keramaian dan mengikuti instruksi polisi,” tulis pernyataan misi diplomatik Rusia di halaman Facebook-nya dikutip dari TASS, Senin, 29 Maret 2021, sebagaimana dikutip dari Tempo.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono mengatakan ada 14 korban luka akibat ledakan ini dan sedang dalam perawatan dokter.
Argo mengatakan, korban merupakan pihak keamanan gereja dan jemaah. Sebanyak 3 orang dibawa ke RS Stella Maris, Makassar.
Mereka rata-rata mengalami luka di bagian leher, dada, muka, tangan, dan kaki. Kemudian tujuh orang dibawa ke RS Akademis karena terkena serpihan dari ledakan di kaki, betis, paha.
Kemudian empat orang dirawat di RS Pelamonia akibat serpihan yang mengenai kepala, mata, kaki, dan bagian wajah.
Adapun yang meninggal dunia ada dua orang yang diduga pelaku bom Gereja Katedral Makassar. Dua orang pelaku bom bunuh diri tersebut mulanya berboncengan dengan motor matic.
Dari informasi yang diterima, Argo mengatakan bahwa dua orang tersebut hendak masuk ke pelataran gereja namun dicegah oleh security.
“Dari 2 orang tadi dicegah oleh security gereja, dan kemudian terjadi ledakan itu,” ujarnya. (*/adh)