Saung Angklung Udjo Diujung Tanduk, Galang Dana Lewat “Kitabisa”
Pekerja Dirumahkan
Secara keseluruhan, Saung Angklung Udjo memiliki hampir 1.000 karyawan. Sebanyak 600 di antaranya terikat dengan kontrak kerja.
“Sebagian bekerja di rumah, sebagian bekerja di saung, sebagian ada yang saya fasilitasi untuk berdagang ada yang ikut berkebun. Karena memang gajinya tidak seperti biasanya (pemotongan) untuk menutup operasional,” kata Taufik.
Menurut Taufik, beberapa di antara pekerja yang dirumahkan saat ini memiliki aktivitas.
“Selepas bikin angklung mereka melakukan aktivitas lainnya. Ada yang berdagang, ada yang berkebun,” tuturnya.
Pada Maret lalu, Taufik mengaku masih bisa membayar gaji karyawan. Namun, setelah sembilan bulan berjalan, pemasukan terus menyusut.
“Kalau bulan pertama memang kita tutup seratus persen, waktu itu masih ada tabungan untuk menutupi. Tapi kalau sekarang sudah habis karena sudah mau satu tahun,” ujarnya.
Masih berusaha keras untuk bertahan, manajemen berusaha melakukan penggalangan dana melalui yayasan.
Lagi-lagi hasilnya juga belum maksimal. Hanya mampu menghimpun dana sebesar Rp. 1.500.000.
Melihat keprihatinan ini, platform kitabisa.com berinisiatif membuat Gerakan Solidaritas penggalangan dana yang diperuntukan bagi para pelaku seni tradisional angklung, pengrajin angklung dan kru operasional binaan Saung Angklung Udjo Foundation yang terdampak secara langsung oleh pandemik Covid19.
Sampai Senin (25/01/2021), donasi yang terkumpul melalui kitabisa.com sudah mencapai Rp. 250.000.000,-
Bagi masyarakat yang ingin turut menyelamatkan khasanah budaya nasional ini bisa klik ditautan disini