Alami Kerugian 10 Triliun Akibat Pandemi, ASITA Berharap Pemerintah Punya Perhatian
“Hitungan kita bisa mencapai 10 triliun, jika dihitung sampai Desember ini, mungkun kerugian akan jauh lebih banyak lagi,” tandasnya.
Dikatakan Budi, sejak merebak wabah virus Corona (Covid-19) pada Maret lalu, sebulan kemudian (Mei) banyak anggota yang terpaksa tutup atau tiarap tidak beroperasi hingga bulan Juni dan Juli 2020.
“Ada sebagian anggota yang mem-PHK pekerjanya, merumahkan atau beralih profesi ke bidang lain, karena tidak ada pergerakan bisnis sama sekali,” tambahnya.
Oleh karena, Asita Jabar juga terus berupaya menyampaikan kondisi ini kepada pemerintah untuk juga bisa diberikan stimulus seperti halnya yang diterima asoasiasi lainnya.
“Untuk perhotelan kan sudah ya. Kami juga telah memberikan proposal kepada pemerintah. Ada memang stimulus yang sempat dikeluarkan, seperti subsidi kepada warga yang ingin berwisata beberapa waktu lalu. Namun kebijakan itu kemudian tertunda karena terkait tingginya kasus Covid-19 yang muncul,” paparnya.
Namun demikian, ASITA Jabar tetap optimis untuk kembali memulai pergerakan usaha, meski belum bisa dilakukan secara normal.
Menurut Budi, pihaknya mendorong dan memberikan pelatihan kepada para anggota bagaimana menjalankan pariwisata (travel) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dimasa pandemi Covid-19.
“Disektor pariwisata ada program CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) yang wajin dilaksanakan oleh para pelaku perjalanan wisata untuk menarik wisatawan,” ujarnya.
Budi pun menegaskan, pelaksanaan perjalanan wisata wajib mengedepankan protokol kesehatan dengan penerapan CHSE tersebut. Sehingga ketika pandemi ini berakhir, para pelaku (anggota) ASITA sudah siap melaksanakan.
“CHSE sudah menjadi prosedur tetap dalam pelaksanaan wisata di Indonesia,” tandasnya.