West Java Investment Summit Tawarkan Megah Proyek Rp 33 Triliun
“Sebagian besar tambahan anggaran pengeluaran pemerintah, diperuntukan untuk kesehatan, bansos dan program pemulihan ekonomi termasuk untuk UMKM dan investasi,” kata Perry.
Stimulus serupa juga dikeluarkan oleh BI sebagai komitmen untuk menjaga nilai tukar ripiah agar terus kondusif, salah satunya dengan menurunkan suku bunga tahun ini sebesar 1 persen, dari 5 menjadi 4 persen.
BI juga memberikan injeksi likuiditas sampai Rp670 triliun atau 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional, agar perbankan bisa lebih mudah menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Sementara hal terakhir atau yang ketiga, kata Perry, adalah dorongan investasi dari pemerintah di tingkat nasional dan daerah.
Ia pun mengapresiasi Pemprov Jabar yang telah melakukan promosi investasi, menyusul Pemprov Jateng yang sudah melakukan hal serupa beberapa waktu lalu.
Sedangkan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan, ada empat hal yang menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di Jabar yaitu sumber daya manusia, infrastruktur, stabilitas sosial-politik dan reformasi birokrasi.
“Jabar memiliki SDM paling produktif, infrastruktur berkualias, kondisi sosial politik yang stabil dan reformasi birokrasi yang baik,” kata Ridwan.
Dari sisi SDM, kata Ridwan, Jabar saat ini berpenduduk sekitar 49 juta jiwa, di mana 38,9 juta di antaranya adalah penduduk dalam usia produksif.
Sedangkan dari sisi infrastruktur, bulan depan Jabar akan segera memiliki pelabuhan Patimbang dan kereta cepat Jakarta-Bandung dua tahun ke depan, serta tol Cisumdawu juga akan segera rampung.
Keduanya akan melengkapi infrastruktur lain yang sudah ada seperti tol Cipali, Bandara Kertajadi dan sederet infrastruktur transportasi strategis lain.