Para Chef Jabar Berikan “Cooking Class” Bagi Para Santri
Sementara itu Dewan Penasehat PHRI Momon Abdurahman mengemukakan bahwa pelaksanaan pelatihan memasak ini berawal dari keluh kesah salah seorang santri kepada orangtuanya.
“Kebetulan orang tuanya dekat dengan saya. Anak tadi sudah beberapa hari malas makan di pondoknya. Kenapa? Bukan, karena tidak ada makanan, tapi dia jenuh dengan menu yang itu-itu saja,” ujar Momon-yang juga Owner Hotel Lodaya ini.
Dengan situasi itu, Momon kemudian tanggap ternyata para juru masak di Pondok Pesantren perlu dibekali pelajaran cara memasak yang lebih variatif.
“Itulah kenapa hari ini kita adakkan pelajaran kelas memasak. Tujuannya, meningkatkan keterampilan para juru masak supaya lebih variatif dalam menghadirkan menu makanan,” jelasnya.
Master Chef Rochendi menjelaskan dalam pelatihan juru masak kali ini pihaknya memberikan beberapa tips cara menyajikan kualitas dan variasi makanan.
“Oleh sebab itu, saya pilih beberapa menu yang kekinian. Seperti Ayam Teriyaki, Beef Lada Hitam, dan Puyung Hai. Dimana dari menu tadi, bisa dibuat turunan-turunannya,” lanjut Rochendi.
Ditempat yang sama, Ketua Yayasan Insan Amanah Pariwisata H Maman Tasiman mengatakan berdasarkan pengamatan yang dilakukan pihaknya, pada umumnya cara pengelolaan makanan di Pondok Pesantren dan Panti Asuhan sangat standar.
“Dengan standarisasi yang mereka miliki, kami dari yayasan ingin mengembangkan lebih produktif dan variatif dalam penyajian makanan,” katanya.
Cooking Class ini diikuti peserta dari Majalesi Taklim (MT) Al Ikhlas, MT Thori Qussa’adah, Yayasan Lukman Nur Hakim, Ponpes Nurrohmah, MT Al Fallaah, MT Assalam, dan Al Furqon (adh)