Kemenparekraf-SBM ITB Luncurkan Buku “Modelling a Healthy Creative Scene”
“Pembentukan G-CINC ini sebagai bentuk komitmen dalam mengedepankan isu-isu sektor ekonomi kreatif dan berbagi praktik-praktik terbaik seiring dengan pengembangan kerja sama internasional pada sektor ekonomi kreatif,” katanya.
Selain itu, Candra juga mengungkapkan peluncuran buku yang dapat diunduh secara gratis di laman http://gcinc.id/ ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi para pelaku ekonomi kreatif dalam membangun suatu skena kreatif yang sehat dan dapat mendukung para pelaku yang tergabung dalam lingkup skena tersebut.
“Kami berharap buku ini dapat memberikan ide tentang cara mengembangkan suasana kreatif yang sehat dalam komunitas dan lanskap kreatif. Selain itu, buku ini juga diharapkan memberi gambaran bagaimana skena kreatif yang berkembang dapat membawa kesuksesan bagi seniman, pencipta, pelaku, dan komunitas secara umum,” ungkap Candra.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual Kemenlu, Hari Prabowo, mengatakan peluncuran buku ini merupakan bukti sinergitas kementerian dan lembaga terkait dalam upaya memajukan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Spiirit tersebut sesuai dengan Resolusi PBB Tahun Internasional Ekonomi Kreatif bagi Pembangunan Berkelanjutan (International Year of Creative Economy for Sustainable Tourism – IYoCE) 2021.
“Kita perlu memastikan IYoCE menghasilkan implementasi yang berguna dan bermanfaat sehingga lewat peluncuran buku ini kita bisa melihat peran nyata G-CINC untuk memajukan industri kreatif di Indonesia agar dapat menarik perhatian dunia internasional,” kata Hari.
Sementara itu, Director of Business Incubator SBM ITB, Dina Dellyana, yang juga terlibat dalam penyusunan buku “Modelling a Healthy Creative Scene” ini menuturkan isi buku ini nantinya akan terus diperbaharui. Mengingat, data komunitas yang ada dalam buku ini akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
“Harapannya, buku ini dapat diperbaharui secara berkala dengan tambahan-tambahan praktik terbaik skena kreatif di kawasan Asia Pasifik. Sehingga buku ini dapat selalu menjadi referensi yang selalu relevan dari waktu ke waktu,” ujar Dina. (*/adh)