Film “Mekong 2030” FAwali Festival Film JAFF 2020, Digelar Besok
JAFF 15 hadir meretas tantangan di masa yang serba sulit. Sejatinya, kelahiran JAFF pada tahun 2006 juga bersamaan terjadinya gempa bumi Yogyakarta.
Pada saat itu, JAFF menjadi medium pertemuan antara sineas dengan masyarakat yang turut memberikan hiburan dan harapan atas keterpurukan menghadapi bencana melalui sajian sinema-sinema Asia.
“JAFF yang memang berakar pada komunitas film, tahun ini menjadi spesial karena berlangsung di 15 kota dan bekerjasama dengan 15 komunitas film serta mempunyai program online untuk memberikan kesempatan agar bisa dinikmati oleh penonton film di Indonesia,” kata Ifa Isfansyah, Direktur Festival JAFF 15.
Pembukaan JAFF 15 akan disambut dengan film “Mekong 2030” (2020), sebuah film antologi berisi lima film naratif pendek yang mengisahkan bagaimana masa depan Sungai Mekong dari lima perspektif nasional dan budaya yang berbeda.
Berlatar pada tahun 2030, film yang disutradarai oleh lima sineas Asia Tenggara ini mengajak penonton untuk secara aktif melindungi sumber air yang memiliki fungsi kritis dalam kehidupan.
Selain “Mekong”, JAFF 15 akan menayangkan film-film lain dari seluruh Asia Pasifik dengan tema isu terkini, sosial, ekonomi, dan budaya dari berbagai negara Asia.
Film yang ditayangkan memiliki bentuk yang bermacam-macam mulai dari fiksi, dokumenter, hingga hybrid. Keragaman ini merupakan salah satu dalam merespon gerakan sinema Asia yang selalu bergerak, beradaptasi, dan berkembang seiring berjalannya waktu.