PHRI Protes, Pemerintah Dinilai Tidak Peka Kondisi Pengusaha Restoran
Ketika itu memasuki PSBB transisi, dimana yang semula restoran dilarang menerima dine-in, saat itu sudah dapat lampu hijau.
Kini, setelah bahan baku tersebut sudah disiapkan, ada aturan anyar yang melarang makan di tempat. Pengusaha restoran banyak yang akhirnya membuang bahan baku tersebut karena busuk setelah lama didiamkan. Kondisi ini makin membuat berdarah-darah.
Kondisi vendor restoran pun demikian, mereka yang semula diproyeksikan menerima uang kembali setelah jangka waktu tertentu, kini harus gigit jari dari bisnis restoran yang tiarap.
“Vendor, waduh banyak yang bangkrut juga vendor-vendor. Ya gimana, dia supply ke orang nggak bayar semua. Bukan 1 atau 2 orang, hitungannya semua nggak bayar. Gimana dia mau hidup juga,” sebut Emil Arifin.
Seiring berjalannya waktu, pengusaha restoran pun dikabarkan banyak yang memilih tutup total, dari yang sebelumnya hanya tutup sementara.
“Yang masih bertahan sekalipun berpikir untuk tutup. Karena daripada buka tapi hanya boleh take away, mending tutup sekalian. Dan yang tutup permanen saya perkirakan mungkin di November-Desember tutup itu sekitar 30-40%, dan itu di mal saja,” ungkap Emil. (*/adh)