Malaysia Tunda Kerjasama Pariwisata Karena Covid-19 di Indonesia Tinggi

Ke-empat spirit itu adalah optimis, inovasi, kolaborasi dan bangkit. Tematik inilah yang diharapkan akan mempercepat pemulihan sektor pariwisata, khususnya untuk perjalanan wisata.

“Kami menyadari bahwa era digital menjadi satu keharusan untuk bisa dikuasai oleh seluruh anggota ASITA. Maka dalam Rakerda kali ini, kami juga memfokuskan bagaimana penerapan digital ini bisa berjalan dengan di internal asosiasi,” ungkap Budi.

“Situasi sudah berubah, semua orang lari ke digital. Mau tidak mau asosiasi harus memfasilitasi dan mendorong para anggota agar bisa melewati perubahan ini. Apalagi di masa pandemic seperti sekarang,” sambung Budi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik. (Foto:Ist)

Rakerda ASITA Jawa Barat tahun ini diikuti sebanyak 75 peserta offline dan lebih dari 100 yang mengikuti melalui zoom meeting.

Rakerda dibuka Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik.

Sebagaimana diketahui, Malaysia dalam kurun waktu 2019 menerima lebih dari 3,6 juta wisatawan Indonesia.

“Angka ini membuat Indonesia menduduki peringkat kedua dalam hal menghasilkan wisatawan asing ke Malaysia pada tahun yang sama,” ujar Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri, dalam webinar “Reset Restart Recover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020) malam.

Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri, menuturkan bahwa Malaysia menerima lebih dari 3,6 juta wisatawan Indonesia pada tahun 2019.

“Angka ini membuat Indonesia menduduki peringkat kedua dalam hal menghasilkan wisatawan asing ke Malaysia pada tahun yang sama,” ujar Nancy dalam webinar “Reset Restart Recover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, beberapa waktu lalu.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya