Hotel Asrilia Mengundurkan Diri jadi Akomadasi Nakes Covid-19
Alasan lain, jika pun digunakan untuk kegiatan atau menginap bagi para tenaga nakes, nama hotel jangan dipublikasikan.
“Jadi harus jelas ketentuannya. Saya juga gak mau, kalau hotel saya dijadikan tempat menginap pasien Covid-19. Terakhir, saat meeting zoom dengan Sekda Jabar beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan juga sudah mendapatkan tempat untuk isolasi para Nakes Covid-19. Jadi kami pikir, kembali saja core yang sekarang ini,” tambahnya.
Asril berharap pemerintah daerah juga bisa memperhatikan kelanjutkan bisnis hotel di tengah pandemi, terutama yang telah ikut berkontribusi memberikan fasilitas bagi Nakes.
“Setelah itu, pemda mestinya memberikan rekomendasi kepada hotel-hotel tadi untuk MICE. Meeting kegiatan pemerintah. Dengan cara ini hotel bisa lebih cepat melakukan recovery,” ujar Asril.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya ada 21 hotel di beberapa daerah zona merah di Jawa Barat mendaftar menjadi tempat isolasi pasien positif Covid-19.
Namun,9 di antaranya telah mengundurkan diri. Kesembilan hotel itu batal menjadi tempat isolasi akibat beberapa faktor.
Faktor itu antara lain tak memenuhi syarat dan kriteria yang ditetapkan Gugus Tugas Penanganan Pandemi (GTPP) Covid-19 Jabar dan ditolak atau tidak diizinkan warga sekitar hotel tersebut.
Fakta ini disampaikan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar bahwa sembilan hotel di Jawa Barat menyatakan mundur untuk menjadi tempat isolasi untuk pasien Covid-19.