Herman Muchtar: Pembangunan Budaya Lokal Harus Tepat Sasaran

Dalam kesempatan tersebut, Peneliti Ahli Utama Direktorat Kebijakan Strategis  Kemenparekraf/Baparekraf, Robby Ardiwidjaja, menyebutkan masyarakat di sekitar destinasi wisata perlu meningkatkan pemanfaatan budaya dan lingkungannya yang bertumpu pada keunikan dan kelokalan dari akar budaya kehidupan keseharian sebagai daya tarik wisata secara berkelanjutan.

“Pemanfaatan kearifan lokal sebagai potensi wisata ini memberikan peran kepada masyarakat untuk memperkenalkan sekaligus menciptakan apresiasi dan kepekaan terhadap nilai-nilai sosial, budaya, dan tradisi setempat. Hal ini juga bisa membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk menjadi pelaku-pelaku dalam kegiatan pariwisata budaya baik secara aktif maupun pasif,” tutur Robby.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota Lemstrada UI, Heriyanti O. Untoro yang menilai, dalam pengutamaan kearifan lokal, perlu ada keterlibatan masyarakat setempat bekerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengembangkan tradisi dan destinasi wisata, terutama di masa adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19.

“Pemanfaatan kearifan lokal ini bisa memperkuat dan melestarikan identitas budaya lokal. Semakin banyak budaya yang dilestarikan, akan semakin meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ucap Heriyanti.

Dibagian lain, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menyatakan pihaknya telah melakukan upaya pengutamaan dan konservasi kearifan lokal untuk dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan potensi wisata.

Yaitu melalui gerakan nasional dan pembuatan film “Rekam Pandemi” yang dilaksanakan bekerja sama dengan Asosiasi Dokumenteris Indonesia.

“Kami menginisiasi program “Rekam Pandemi” ini sebagai upaya memberikan stimulus dan jaring pengaman sosial bagi pekerja seni dan budaya yang terdampak, khususnya dokumenteris (pembuat film dokumenter). Selain itu, kegiatan ini diharapkan ke depan dapat dipakai sebagai modal pengelolaan dan pengembangan budaya,” ucap Ahmad.

Dalam kesempatan itu para peserta berharap untuk dapat segera diimplementasikannya tools dan indikator analisis dampak lingkungan (Amdal) Budaya dalam rangka pembangunan kepariwisataan berkelanjutan. (adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya