Herman Muchtar: Pembangunan Budaya Lokal Harus Tepat Sasaran
Kalau semua nanti berjalan sesuai yang direncanakan,lanjutnya, masuknya maskapai ini akan membantu peningkatan okupansi hotel.
“Kalau kita bicara okupansi hotel di Jabar sebelumnya, tidak lebih dari 10 persen. Nah sekarang kan baru meningkat sekitar 15 persen. Sementara PHRi sampai akhir Desember ini mentargetkan ada pertumbuhan sampai di 30 persen,” paparnya.
Oleh karenanya, Herman juga mengapresiasi keinginan Kemenparekraf untuk membangkitkan lagi budaya yang berbasis keunikan dari tradisi dan kearifan lokal suatu daerah. Namun tentunya juga harus didukung sektor lain, seperti transportasi udara dengan harga yang terjangkau.
Sebagaimana diketahui, Staf Ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, pekan lalu mengungkapkan Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beraneka ragam budaya memiliki berbagai macam kearifan lokal yang dapat menjadi potensi wisata yang menarik bagi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
Sehingga, keanekaragaman kearifan lokal tersebut menjadi hal yang penting dalam membangun pariwisata berkelanjutan.
“Kebudayaan merupakan dasar pembangunan kepariwisataan Indonesia. Pengembangan destinasi wisata sebagai salah satu pilar pembangunan kepariwisataan nasional esensinya merupakan pemanfaatan warisan kebudayaan itu sendiri,” kata Frans saat tampil sebagai pembicara dalam webinar Sustainable Tourism Development Forum dengan tema “Kearifan Lokal dan Amdal Budaya dalam Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan di Era Adaptasi Kenormalan Baru”.