Bintan Kepri Terima Sertifikat Indonesia Care untuk Pertama Kali
Implementasi protokol CHSE di destinasi wisata, lanjutnya, dibutuhkan untuk menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Apalagi, pariwisata Indonesia ke depan akan mengarah kepada pariwisata berkualitas.
“Implementasi nyata dari kampanye ini adalah melalui proses sertifikasi dan labelling Indonesia Care. Program ini merupakan proses audit dan verifikasi standar protokol CHSE kepada para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah melaksanakan uji coba destinasi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Menko Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, Bintan menjadi tujuan wisata yang paling siap menerapkan protokol kesehatan dengan kondisi terkini masuk dalam zona hijau dan berada di lintas perbatasan antarnegara.
“Bintan menjadi pengungkit pertama sektor pariwisata Indonesia. Namun ini hanya bisa dicapai dengan penerapan protokol yang disiplin dan siap. Kepri masuk dalam zona hijau. Tingkat kesembuhan juga mencapai 64,7 persen dan confirm fatality rate di bawah nasional yaitu 3 persen, dan jumlah aktif pasiennya 605 orang,” ujarnya.
Airlangga mengatakan, dengan potensi ini, aktivitas sektor pariwisata bisa dilakukan kembali dengan memulai pasar dari wisatawan nusantara (wisnus). Juga bisa dengan memulai kegiatan kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions).
“Seperti istilah yang dikatakan Presiden bahwa jika sudah siap, sektor pariwisata bisa di restart dan di rebooting dari Kepri. Oleh sebab itu melalui peluncuran CHSE dengan memberikan sertifikat Indonesia Care, maka kegiatan pariwisata harus menggunakan protokol yang ketat. Atau bisa dimulai dengan wisata konvensi di dalam negeri, karena konvensi pesertanya terukur dan peserta acara bisa dibatasi jumlahnya,” ujarnya. (*/adh)