Mengunjungi Rumah “Tawanan” Bung Karno Di Rengasdengklok

Tak pudar oleh perjalanan waktu, di rumah inilah pada 16 Agustus 1945, Bung Karno, Mohammad Hatta, Fatmawati, dan Guruh Soekarnoputra dijemput para pemuda kelompok Menteng 31 “disandera” untuk segera mempersiapkan proklamasi.

Meja tempat Bung Karno menulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. (Foto: Adhi)

Rumah tersebut dipilih menjadi tempat persinggahan Bung Karno dan lain-lain karena letaknya yang tidak mencolok dan ditutupi pepohonan yang rimbun.

Selama berada di sana, sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh Bung Karno dan Mohammad Hatta adalah beristirahat.

“Ada saja pengunjung yang datang kesini. Yang banyak, biasanya rombongan anak sekolah. Kalau yang individu, sering pas akhir pekan,” kata  cucu Djiaw Kie Song, Yanto yang memiliki nama Tionghoa Djiaw Tiang Lin.

Tradisi masyarakat Tionghoa menempatkan foto kerabat, termasuk di rumah milik Djiaw Kie Siong yang ditempati Bung Karno pada masa persiapan kemerdekaan RI. (Foto:Adhi)

Menurut Yanto, kakeknya tergabung sebagai tentara PETA (Pembela Tanah Air) itu meninggal di tahun 1964 karena penyakit paru-paru.

Djiauw Kie Siong hidup dua bersaudara dan memiliki sembilan anak. Dua dari sembilan anak tersebut merupakan anak dari hasil perkawinannya yang kedua.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya