IHGMA Bali Dalam Merah Putih, Menciptakan SDM Unggul Untuk Indonesia Maju
“Ini kan output-nya akan dinikmati masyarakat luas termasuk di luar pariwisata, karena industri ini yang akan menggerakan sektor lainnya” kata Ramia.
Para peserta diskusi mendapatkan kesempatan dalam menyampaikan pandangan maupun idenya terkait topik diskusi tersebut.
Darma Suyasa memberi pandangan bagaimana seorang pemimpin dapat membedakan antara benar dan baik, dikuatkan lagi dengan jiwa kepemimpinan yang disampaikan Komang Kariana tentang integritas sebagai karakter yang dapat dipercaya, jujur serta tidak membiarkan hal yang keliru atau salah terjadi.
Salah seorang peserta juga menyampaikan bagaimana kepemimpinan dapat diartikan sebagai kebesaran hati untuk menilai diri sendiri.
“Pemimpin tidak bisa egois, sebaliknya harus mampu menerima kritik dan melakukan instropeksi diri” katanya.
Pada kesempatan tersebut juga diadakan acara penyerahan Surat Ketetapan (SK) pembentukan panitia pelaksana Musyawarah Daerah Pertama DPD IHGMA Bali / 2020. Eka Pertama sebagai ketua panitia menyampaikan bahwa pemilihan ketua akan dilakukan secara online voting.
“Kami akan seleksi kandidat hingga tiga besar pada akhirnya untuk bertarung dalam pemilihan ketua. Misi kami adalah bagaimana mensukseskan Musda pertama ini agar dapat melahirkan ketua terpilih yang mampu memimpin asosiasi ini kedepannya dengan baik sesuai AD/ART IHGMA” kata Eka Pertama.
Dalam wawancana di akhir acara, Astama dan Ramia menanggapi kondisi seandainya ada perubahan jadwal atas pembukaan destinasi Bali fase ke-3 untuk wisatawan mancanegara.
Astama cenderung mengajak para stakeholder untuk berpikir lebih realistis mengkombinasikan antara kondisi saat ini dengan nasib industri kedepannya.
“Selama 5 bulan ini kita sudah sangat terpuruk, tidak bisa dibayangkan jika kondisi ini akan lebih lama. Pemerintah harus segera membuat keputusan jika sudah ada prediksi saat ini, menganalisa lebih dalam dengan perhitungan yang risk taker but controllable karena trust ini harus terbangun.
Yang terpenting kan sistem kelolanya harus teliti dan berorientasi ke depan. Mungkin jika dibuat lebih spesifik dengan pembatasan tertentu seharusnya 11 September tetap bisa dibuka, karena banyak juga yang berharap seperti ini.
“Pemerintah pasti sudah punya rencana yang matang untuk memutuskan jadi atau diundurnya pembukaan tersebut ” kata Astama.
Lain halnya Ramia Adnyana yang menyampaikan bahwa keputusan pembukaan destinasi pada 11 September 2020 adalah keputusan pemerintah pusat.