Begini Kondisi Gedung Terkemuka Dunia, Empire State Building Setelah “Diserang” Covid-19
Terlebih sebagian besar perusahaan yang berbasis di Empire State Building, seperti LinkedIn Corp dan merek jam tangan mewah Bulova hingga organisasi nirlaba seperti World Monuments Fund, telah memilih untuk memperluas pengaturan bekerja dari rumah.
Pengelola Gedung Empire State tampaknya memang sedang menghadapi tantangan cukup besar pasca pandemi corona.
Kendati sudah menerapkan sistem protokol kesehatan, seperti para pegawai yang diwajibkan menggunakan sarung tangan,masker,face shield,penyediaan hand sanitizer,pembatasan pekerja (social distancing) dan aturan lainnya, tidak menjamin kondisi akan kembali normal seperti sebelum munculnya virus corona.
Berdasarkan jajak pendapat penyewa, manajemen berharap hanya 15% hingga 20% dari populasi pekerja yang mencapai 15.000 untuk kembali masuk pada tahap kedua pembukaan.
Seperti diketahui selain sebagai pusat ekonomi Amerika, Empire State Building juga menjadi salah satu tujuan wisata dunia.
Empire State Building berdiri menantang langit New York dengan gagah, mempunyai tinggi sekitar 437 meter dan terdiri dari 103 lantai. Sungguh sebuah maha karya arsitektur yang brilian.
Gedung ini di desain oleh William Lamb, arsitek terkenal dari kantor biro jasa arsitek Shreve, Lamb & Harmon.
Pembangunan gedung sendiri memakan biaya yang cukup fantastis yaitu 41 juta dollar AS dan dibangun selama satu tahun lebih 45 hari.