Hasil Survei, ‘New Normal’ Turis Usai Covid-19 Fokus Pada Wisata Alam Yang Lestari

Kosongnya turis, yang selama ini diduga menjadi sumber limbah dan ramainya lalu lintas gondola, membuat aliran air di sana jadi jauh lebih bersih.

Lalu sebanyak 21,3 persen suara mengharapkan pembenahan akses transportasi di destinasi wisata Indonesia.

Mari kita membandingkan mudahnya akses transportasi di negara lain, seperti Singapura, Jepang, atau Korea Selatan. Di sana setelah turun dari pesawat, turis bisa langsung naik bus atau kereta menuju objek wisata.

Indonesia seharusnya bisa meniru konsep tersebut sehingga turis bisa mendapat kejelasan soal jadwal dan harga transportasi untuk keliling destinasi wisata.

Minimal transportasi lokal terorganisir dengan sistem harga yang transparan, tanpa perlu khawatir ditipu.

Selain faktor harga dan kesehatan, apa yang saja yang perlu diperbaiki dari industri pariwisata pascapandemi COVID-19?

Pembenahan ke-tiga yang juga penting bagi 20,3 persen suara yang masuk ialah soal ketersediaan informasi.

Seperti yang kita tahu, Indonesia kaya akan sejarah dan budaya, namun miskin penjelasan.

Informasi soal artefak atau tradisi lebih banyak ditulis oleh literatur asing. Pemandu wisata juga kadang hanya menjelaskan soal sejarah dan budaya dengan seadanya.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya