Cara Baru Menikmati Wisata dari Rumah di Tengah Pandemi Covid-19
Peluang Baru
Hadirnya wisata virtual dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital pada masa pandemi corona merupakan sebuah peluang baru bagi para pegiat dan operator wisata. Terlebih lagi dengan dibatasinya ruang gerak masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona, maka berwisata sambil tetap berada di rumah menghadirkan sebuah pengalaman baru.
“Dengan kita tidak bisa ke mana-mana bukan berarti kita tidak bisa menjadikan pariwisata sebagai gaya hidup kita. Keterbatasan ini tidak bisa membuat kita diam. Kegiatan wisata virtual membuka peluang baru di era new normal,” kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Agustini Rahayu.
Menurut Agustini, melalui media teknologi digital telah membawa masyarakat kepada rutinitas dan cara hidup yang baru dengan hadirnya wisata virtual. Kendati demikian, diakui Agustini wisata virtual tidak dapat menggantikan pengalaman ketika berwisata langsung ke lokasi sesungguhnya.
Kemenparekraf sendiri belum lama ini telah mengadakan wisata virtual mengunjungi delapan kedai kopi bersejarah dan unik di Jakarta bersama komunitas wisata Jakarta Good Guide (JGG).
Wisata virtual berdurasi dua jam ini dipandu oleh spesialis kopi Cindy Tan mengunjungi Kedai Kopi Es Tak Kie, Bakoel Koffe, Toko Kopi Warung Tinggi, Toko Kopi Sedap Jaya Jatinegara, Toko Kopi Luwak Gondangdia, Phoenam, Kwang Koan Kopi Johny, dan Kopi Djie Coffee. Pendiri JGG Candha Adwitiyo mengatakan wisata virtual bertema kopi bersama Kemenparekraf dilakukan untuk mengenalkan riwayat kopi dan toko penjualannya di tanah Betawi dengan beragam cerita dan sejarahnya.
Platform wisata digital Atourin pun melihat peluang tur wisata maya ini dengan membuka kegiatan pelatihan pramuwisata khusus untuk wisata virtual. Terlebih ketika industri pariwisata makin lesu dihantam pandemi corona akibat terbatasnya ruang gerak turis untuk mengunjungi sebuah obyek wisata.
“Banyak pramuwisata kehilangan pekerjaan mereka sebagai pemandu wisata karena tak ada lagi turis yang melancong,” kata pendiri Atourin, Benarivo Triadi Putra. Sebanyak 46 pramuwisata bersertifikat telah mengikuti pelatihan memandu wisata virtual tahap pertama akhir April lalu dan 50 peserta lain pada tahap kedua, 9 Mei 2020.
Atourin merupakan satu dari beberapa operator wisata yang menggelar tur virtual mengunjungi obyek wisata nusantara, termasuk tur virtual ke Pulau Sumba dan Natuna. Ada pula operator wisata Kawisata yang telah sukses menggelar tur virtual ke Lawang Sewu di Kota Semarang dan mengelilingi Kota Yogyakarta serta kawasan ikonis Malioboro.
Menurut Direktur Utama Kawisata Totok Suryono, lebih dari 100 peserta mengikuti tur virtual keliling Kota Gudeg hanya dengan membayar Rp25.000 per peserta. Biaya itu termasuk mendapatkan sekotak bakpia, camilan khas Yogyakarta.
Model tur virtual ini juga diaplikasi oleh sejumlah pengelola tempat wisata yang dikelola pemerintah, salah satunya Museum Nasional. Sejak memutuskan untuk menutup layanan kunjungan pada 17 Maret 2020, pengelola Museum Nasional langsung mengubah cara layanan menjadi kunjungan online alias tur virtual memanfaatkan fasilitas Zoom.
Diluncurkan sejak awal Mei 2020, tur virtual ini dikemas dengan nama “Virtual Museum”. Jadwalnya pun dibuat dua kali dalam sepekan, yaitu Selasa dan Rabu setiap pukul 13.00 hingga 14.00 WIB.
Sebanyak tujuh foto berteknik 360 derajat dihadirkan sebagai material tur virtual di laman situs museum, www.museumnasional.indonesiaheritage.org. Ketujuh foto berteknik 360 derajat itu mencantumkan setiap sisi dari bangunan museum yang berdiri pada 1862 ini seperti Ruang Luar, Ruang Selasar, Gedung Gajah, Lantai Satu, Lantai Dua, Lantai Tiga dan Lantai Empat.
Ketika memasuki laman situs, kita akan langsung disambut oleh foto bergerak otomatis 360 derajat menampilkan halaman luar dari Museum Gajah. Terdapat pula petunjuk navigasi digital di salah satu sudut foto, berfungsi untuk memperbesar atau menggeser foto ke sudut lain yang menampilkan 160.000 benda-benda bersejarah koleksi museum.
Pengelola juga menyiapkan kelas tur virtual khusus bagi siswa sekolah dengan terlebih dulu mendaftar pada kanal yang telah disediakan di laman situs Museum Nasional. Semuanya tidak dipungut biaya. Seperti halnya tur sesungguhnya, para siswa nantinya akan didampingi oleh pemandu wisata dari Museum Nasional dan diajak berkeliling museum, tentunya secara virtual. (han)