Pangandaran Seperti Kota Mati,Sudah 145 Hotel dan 49 Restoran Tutup
Bagi dunia industri pariwisata,lanjut Agus-yang juga CEO Savana Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi, pandemi corona benar-benar menjadi pukulan berat.
Padahal, sebelumnya Pangandaran sedang berada pada lompatan besar menuju kawasan pariwisata unggulan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempersiapkan Pangandaran sebagai “Hawaii”-nya Indonesia.
Oleh sebab itu,Agus berharap, tidak hanya pemerintah daerah (kabupaten) dan provinsi yang berusaha bangkit dari keterpurukan ini. Tetapi semestinya juga ada langkah konkret dari pusat, apakah dalam bentuk stimulus atau program recovery.
“Apa saya yang belum atau memang sedang dipersiapkan. Saya ingin Kementerian Pariwisata bergerak cepat seperti kementerian lain. Selama ini, kami sebagai pelaku industri pariwisata paling bawah belum menerima atau harus berbuat apa untuk bisa kembali membangkitkan pariwisata,” papar Agus.
Apalagi Pangandaran yang selama ini mengandalkan dari sektor pariwisata,tak berbeda seperti dengan di Bali atau daerah lainnya. Menghadapi situasi seperti ini, maka kehadiran kementerian pariwisata sangat ditunggu, program-program apa yang mesti dijalankan.
“Kalau untuk penanggulangan Covid-19 kan sudah ada gugus tugasnya. Pemerintah terus menekan penyebaran virus corona, mulai dari social distancing hingga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Nah, untuk recovery pariwisata kan juga harus dipersiapkan. Tapi acuannya seperti apa, kita belum tau,” katanya.
Di Pangandaran sendiri sampai saat ini belum ditemukan pasien positif Covid-19. Namun tercatat ada 472 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan 10 Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Aparat gabungan sudah melakukan pengawasan ketat di lima titik masuk ke Pangandaran. Karena belakangan setiap hari hampir ada 100 orang yang mudik pakai travel. Mereka datang dari Bandung,Jakarta, Jawa dan sekitarnya,” jelasnya.