IMF Punya Catatan “Mengerikan” Soal Ekonomi Dunia
Berbagai kebijakan pembatasan aktivitas publik ini membuat roda perekonomian berjalan sangat lambat, atau bahkan mungkin hampir berhenti sama sekali. Krisis kesehatan dan kemanusiaan bertransformasi menjadi krisis ekonomi.
“Seiring kebijakan penanggulangan virus, berbagai negara memberlakukan karantina dan social distancing. Dunia memasuki fase Lockdown Besar (Great Lockdown). Magnitudo dan kesepakatan kejatuhan aktivitas bisnis mengikutinya, dan ini belum pernah dialami sepanjang hidup kita. Lockdown Besar adalah resesi terbesar setelah Depresi Besar, dan jauh lebih buruk ketimbang krisis keuangan global,” sebut Gopinath.
Namun, ada harapan pandemi virus corona akan reda pada paruh kedua 2020. Dengan berbagai kebijakan stimulus baik fiskal, moneter, dan sektor riil, IMF memperkirakan ekonomi dunia akan bangkit pada 2020 dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8%.
Meski begitu, pertumbuhan ekonomi yang impresif itu belum bisa menutup kerugian akibat serangan virus corona. IMF menghitung kerugian ekonomi akibat wabah ini mencapai US$ 9 triliun, lebih besar dari perekonomian Jerman plus Jepang.
Bukan apa-apa, sebab pandemi virus corona telah memukul semua negara tanpa terkecuali. Negara mau maupun negara berkembang merasakan dampaknya, beda dengan krisis keuangan global di mana negara maju merasakan dampak paling parah sementara negara berkembang masih bisa bertahan.