IMF Punya Catatan “Mengerikan” Soal Ekonomi Dunia
IMF menyebut krisis akibat pandemi virus corona bersifat multi-dimensi. Sejatinya ini adalah krisis kesehatan, karena memang biang keroknya adalah virus. Namun kemudian sudah bisa dibilang sebagai krisis kemanusiaan karena korban meninggal sudah mencapai ratusan ribu orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 13 April 2020 adalah 1.773.084 orang, bertambah 76.498 orang dibandingkan hari sebelumnya. Sementara pasien meninggal berjumlah 913.349 orang, bertambah 77.419 orang dibandingkan hari sebelumnya.
Penyebaran virus yang begitu cepat dan luas membuat pemerintah di berbagai negara terpaksa membatasi aktivitas dan mobilitas publik. Maklum, virus menular seiring intensitas interaksi dan kontak antar-manusia.
ini, ratusan juta atau bahkan mungkin miliaran orang harus ‘terkurung’ di rumah. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Kodrat manusia sebagai makhluk sosial seakan dicabut, karena sekarang yang harus dilakukan justru social distancing. Kontak sosial dengan manusia lain, apalagi dalam jumlah banyak dan jarak yang dekat, menjadi hal yang tabu.
Bahkan beberapa negara seperti India dan Filipina menerapkan kebijakan yang lebih ekstrem yaitu karantina wilayah alias lockdown.
Warga sama sekali tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak, transportasi publik tidak beroperasi, kantor dan pabrik ditutup, sekolah diliburkan, dan berbagai pantangan lainnya. Aparat keamanan siap menindak tegas siapa saja yang berani melanggar.