COVID-19,Resesi Ekonomi,dan Urgensi Kebersamaan
Menuntut Kebersamaan
Kini, saat wabah virus corona menyergap, sebagian besar UMKM langsung menerima dampaknya. Para pedagang kaki lima misalnya, sebagian dari mereka harus berhenti berusaha untuk sementara karena penerapan pembatasan sosial.
Unit-unit usaha yang bergerak di bidang transportasi pun bernasib sama karena masyarakat memilih untuk berdiam di rumah. Oleh karena itu, sangat beralasan jika UMKM mendapatkan prioritas perhatian.
Seperti sudah sering digambarkan oleh berbagai kalangan, daya rusak wabah corona memang dahsyat. Tidak ada yang menghendaki virus corona mewabah hingga ke 32 provinsi di Indonesia.
Virus ini menular karena mobilitas manusia yang sebelumnya tak bisa dibendung atau dibatasi. Bisa dikatakan bahwa virus ini mewabah di Indonesia sebagai konsekuensi logis dari keterbukaan Indonesia yang membolehkan setiap WNI bergaul dengan WNA dari berbagai belahan dunia.
Itu sebabnya saat pertama kali terdeteksi, sejumlah pasien COVID-19 diketahui sebagai imported case, berdasarkan riwayat perjalanan atau aktivitas masing-masing pasien. Ada yang baru kembali dari luar negeri, sementara lainnya karena kontak dengan WNA yang beraktivitas di Indonesia.
Seperti halnya aktivitas ribuan WNI di berbagai belahan dunia, begitu juga ada ribuan WNA beraktivitas di sejumlah daerah di Indonesia.
Dengan begitu, sekarang bukanlah waktu yang ideal untuk saling menyalahkan, membuat pernyataan spekulatif, atau bahkan berperilaku provokatif.