Museum “The Heritage Building”, Wisata Sejarah di Kompleks Kedubes AS
Sebagai bagian dari kompleks Kedubes AS yang baru, Duta Besar Donovan menuturkan, Kedubes AS memiliki tanggung jawab khusus dalam melestarikan sejarah bangunan. “Kami merasa terhormat atas hak istimewa ini dan berkomitmen untuk melestarikan sejarah tersebut selama beberapa dekade mendatang,” tuturnya.
Donovan menambahkan, peresmian “Gedung Sjahrir” tersebut melambangkan hubungan yang hangat seperti layaknya sahabat antara Amerika Serikat dan Indonesia yang sudah terjalin selama 70 tahun lamanya. Donovan sangat berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada pihaknya, untuk merawat bagian dari tonggak sejarah lahirnya kemerdekaan Indonesia ini.
“Jadi Heritage Building ini melambangkan keteguhan, kehandalan, kemitraan, dan persahabatan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Seperti yang saya katakan pada pidato saya, Gedung Kedubes AS kami bukti komitmen AS untuk masa depan dan kesejahteraan bersama,” paparnya.
Heritage Building sendiri awalnya dibangun pada abad-19 Masehi dengan gaya arsitektur Indische Woonhuis atau New Indies yang diadaptasi untuk iklim tropis di Indonesia. Gaya Indies adalah perpaduan antara arsitektur Barat dan Jawa yang ditandai oleh tata letaknya dengan langit-langit tinggi, dinding yang tebal, dan lantai marmer.
Gedung tersebut merupakan bangunan satu lantai dengan pondasi tinggi dan dilengkapi bingkai jendela dengan dua daun jendela, juga memiliki galeri terbuka dibagian depan dan belakang yang diapit oleh pilar-pilar ala Yunani. Di bagian depan gedung memiliki pilar persegi empat (pilaster) ala Tuskani yang membingkai jendela dan pintu, serta tiang besi dengan ornamen melengkung.
Kemudian beranda lapang di bagian depan dan belakang gedung ini bertujuan untuk meningkatkan aliran udara ke bagian dalam dan melindunginya dari panas dan hujan tropis. Fitur ini diadaptasi dari tradisi pringgitan dari Jawa yang biasanya dilengkapi dengan amben bambu untuk berbaring saat senja yang panas.