Sekda Pagaralam, Syamsul: Harimau Tidak Pernah Turun Ke Pemukiman,Tapi..?
Kemudian ada lagi peristiwa konflik manusia dengan harimau di dekat Desa Pematang Bango. Lokasinya berada sekitar 100 meter dari bibir luar hutan lindung.
“Kalau dirunut peristiwa kemunculan harimau di beberapa titik tersebut, semuanya berada di hutan lindung. Termasuk di destinasi wisata seperti Tugu Rimau Tadi,” tambahnya.
Selebihnya,kata Syamsul, tidak ada masalah. Banyak destinasi wisata menarik yang tetap menjadi favorit wisatawan. Namun dengan adanya pemberitaan soal kemunculan harimau, tingkat kunjungan wisatawan ada mengalami penurunan.
“Mungkin orang agak kaget dan belum mengetahui secara persis sehingga mereka masih menunda perjalanan berwisata di beberapa objek wisata yang ada di Pagaralam,” ujar Syamsul.
Musim kemarau yang masih berlangsung hingga sekarang,menurut Syamsul, bisa jadi merupakan pemicu terjadinya kekurangan makanan bagi harimau di hutan lindung. Termasuk aktivitas masyarakat yang berburu babi sehingga mengurangi jatah makanan mereka.
Disinggung apakah ada upaya untuk melakukan penertiban terhadap masyarakat yang bermukim di kawasan hutan lindung, Syamsul mengemuakan bahwa hal itu membutuhkan waktu. Apalagi mereka sudah berada cukup lama di dekat kawasan hutan lindung.
“Namun yang sudah pasti, kami bersama BKSDA berupaya meminimalisir agar tidak ada lagi kemunculan harimau. BKSDA telah memasang alat yang bisa mendeteksi aktivitas harimau di sekitar kawasan hutan lindung,” jawabnya.
(adh)