PHRI: Dirut AA Berkontribusi Pada Rontoknya Okupansi Hotel
Baca Juga: Soal Tiket Pesawat, Ini Isi Surat PHRI Ke Presiden
Sementara keempat lainnya adalah Direktur Operasi, Bambang Adi Surya; Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha, Mohammad Iqbal; Direktur Teknik dan Layanan, Iwan Joeniarto; dan Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar
Dipaparkan Haryadi, bahwa sejak Januari lalu hotel dan restoran mengalami dampak kenaikan harga tiket yang cukup tinggi.Naiknya juga tidak tanggung-tanggung yakni 2 kali lipat.
Sempat terjadi penurunan harga tiket pada Desember 2018 sampai berlanjut ke bulan Mei 2019. Namun setelah itu naik lagi hingga sekarang.
“Kondisi ini yang kami keluhkan pada waktu itu. Apalagi kenaikan tiket pesawat dan kargo terjadi pada saat tingkat hunian kamar hotel rendah (low season),” kata Haryadi.
Padahal, Garuda Indonesia sebagai maskapai pemerintah semestinya memposisikan sebagai penyeimbang maskapai lain. Bukan malah sebaliknya, memberlakukan harga yang sama.
Dalam masa sebelum Dirut AA, Garuda Indonesia bersama Citilink masih menjadi penyeimbang ketika harga tiket competitor mengalami kenaikan.