Menyambungkan Kereta Cepat, Dibuka Rute Kebonkawung-Tegalluar
Kliknusae.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana membuka trayek Stasiun Bandung (Kebonkawung)-Tegalluar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi beroperasinya Kereta Api Cepat Jakarta- Bandung yang kemungkinan besar dimulai pada akhir tahun 2021.
Kelak, rute tersebut bisa menghubungkan antara stasiun akhir kereta api cepat di Tegalluar, Kabupaten Bandung, dengan pusat Kota Bandung. Angkutan lanjutan ini menggunakan kereta api diesel.
“Jarak dari Kota Bandung (Stasiun Bandung) sampai Tegalluar 16,2 kilometer,” kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, dalam rapat khusus perkeretapian di Kantor Dinas Perhubungan Jawa Barat, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Senin (9/12/2019).
Edi menambahkan, estimasi waktu perjalanan kereta api diesel antara Stasiun Bandung dengan Stasiun Tegalluar diperkirakan hanya 27 menit.
“Kita siapkan lima trainset. Masing-masing trainset kapasitas angkutnya 300 orang. Bisa ditambah kalau nanti penumpang meningkat,” ujar Edi.
Edi memastikan, jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Bandung dan Stasiun Tegalluar menggunakan lahan milik PT KAI, sehingga tidak perlu ada pembebasan lahan.
Namun, untuk menghubungkan jalur kereta api eksisting di Stasiun Cimekar yang berada di kawasan Gedebage dengan Stasiun Tegalluar, perlu dibangun jalur baru sepanjang 4,2 kilometer, di mana setengahnya akan dibuat jalur layang (elevated).
Terkait pendanaan, Edi mengatakan, pembiayaan untuk membuat jalur koneksi Stasiun Bandung dan Stasiun Tegalluar berasal dari konsorsium Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
“Kurang lebih investasinya Rp 4 triliun lebih karena sebagian elevated kira cuma 2 kilometer selebihnya landed. Semua dikerjakan sama pihak konsorsium ( KA Cepat Jakarta-Bandung). Tapi kita akan mengundang supaya pihak pemda kalau memang mau barengan lebih bagus,” ungkap Edi.
Agar juga bisa terkoneksi dengan Masjid Terapung Al Jabbar yang rencananya bakal dibuka untuk umum tahun 2020, PT KAI berencana memindahkan Stasiun Cimekar ke belakang masjid milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Stasiun Al Jabbar direncanakan dibangun beredekatan dengan masjid terapung. Kami mohon sumbangan desain stasiun bisa dibantu Pak Gubernur Jawa Barat,” ujar dia.
(adh/kom)