Untuk Keamanan Pribadi Jakarta Masih Dibawah Malaysia
The Economist mengukur tingkat keamanan pribadi dengan memerhatikan berbagai aspek. Ada dua kriteria penilaian yakni input dan output.
Indikator penilaian input berdasarkan tingkat keterlibatan polisi, patroli berbasis komunitas, data kejahatan jalan yang tersedia, penggunaan teknik berbasis data untuk kejahatan, langkah-langkah keamanan swasta, regulasi dan resiko penegakan senjata, stabilitas politik, efektivitas sistem, peradilan pidana, dan pemantauan bahaya.
Sedangkan indikator penilaian output terdiri dari jumlah kejahatan kecil, jumlah kejahatan dengan kekerasan, kejahatan terorganisir, tingkat korupsi, tingkat penggunaan narkoba, frekuensi serangan teroris, tingkat keparahan serangan teroris, keamanan gender, persepsi keselamatan, ancaman terorisme, ancaman konflik militer, dan ancaman kerusuhan sipil.
Keamanan Kesehatan
Untuk tingkat keamanan kesehatan, Jakarta menempati posisi 10 terbawah. Jakarta menempati posisi ke-53 dengan perolehan 51,7 poin. Hal ini menyebabkan Jakarta dikategorikan memiliki tingkat keamanan kesehatan tinggi.
Bila dibandingkan kota-kota di negara tetangga seperti Kuala Lumpur, Jakarta lumayan tertinggal jauh. Kuala Lumpur berada di posisi ke-38 dengan skor 64,4.
Untuk pengukuran tingkat keamanan kesehatan, The Economist memerhatikan beberapa aspek penilaian.
Penilaian dibagi menjadi dua kategori yakni, input dan output. Indikator input, kota dinilai berdasarkan lingkungan, kebijakan dan akses ke dan kualitas layanan kesehatan. Sedangkan indikator output didasari dengan kualitas air dan udara, harapan hidup, bayi kematian dan sub-indikator lainnya