Raego, Tarian dengan Paduan Suara Tertua di Nusantara
Tariannya sangat seirama dengan lantunan syair, sesekali menghentakkan kakinya di tanah sambil memekik. Mereka pun bernyanyi dengan suara lantang. Semua lagu memiliki khas yang sama, selalu mengulang syair beberapa kali. Hanya berbeda melodi dan tempo yang tinggi.
Syair yang dilantunkan sesuai dengan peruntukan acaranya. Jika panen, syair yang dilantunkan dimulai dari proses membuka ladang, menanam, menyiangi, hingga memanen. Sedangkan acara berkabung seperti kematian, syair pun berisi tentang siklus kehidupan manusia, mulai dari lahir hingga kematian, dan tak lupa menceritakan kebaikan orang yang meninggal.
Dulunya dalam tarian dan paduan suara ini tak ada iringan musik. Tapi seiring berkembangnya zaman, ada Raego yang diiringi musik, seperti tabuhan gendang dan gitar, terutama saat upacara sesudah panen atau pementasan kesenian.
Raego tersebut diprediksi sudah berusia ratusan tahun dan telah muncul jauh sebelum masa penjajahan Belanda, bahkan sebelum masyarakat mengenal agama. Karenanya, Raego bisa dikatakan salah satu paduan suara tertua tidak hanya di Nusantara tapi di dunia.*** (IG/sumber: indonesia.go.id)