Malioboro Berbenah Untuk Menjadi Kawasan Wisata Terbaik di Jawa
Hal itu bertujuan, supaya wisatawan makin nyaman untuk berjalan kaki dan mengeksplor sudut-sudut Malioboro. Serta, mengurangi polusi dan kemacetan.
Berbeda dengan wisatawan, kondisi Malioboro bebas kendaraan bermotor justru dikhawatirkan para pedagang kaki lima. Mereka khawatir kesulitan melakukan bongkar muat barang.
Namun, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi angkat bicara. Dia optimis wajah baru semi Pedestrian Malioboro bebas kendaraan bermotor akan menaikkan branding sebagai salah satu tujuan wisata favorit.
“Bukan untuk menjadikan Malioboro mati, tapi menjadikan Malioboro lebih hidup. Sarena (uji coba semi pedestrian) masih awal-awal ya harus dibiasakan dulu lah. Saya yakin kalau nanti sudah biasa, semuanya akan pulih seperti biasa juga, dan insyaallah menjadi lebih baik lah Malioboro,” katanya kepada wartawan pekan ini.
Yang terbaru, mulai November 2019 Perda Nomor 2 Tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok mulai diberlakukan di kawasan Malioboro. Lagi-lagi tujuannya, menjadikan kawasan Malioboro lebih nyaman.
“Arahan untuk menertibkan sudah ada tetapi kita juga masih menunggu arahan dari atasan untuk tindakan lebih lanjut,” ungkap Suradi, Danru (Komandan Regu) Jogoboro (Pasukan Jogo Malioboro), saat ditemui di kawasan Malioboro, Kamis (14/11/2019).
“Pedagang rokok juga sering kita halau untuk keluar dari kawasan Malioboro. Kawasan Malioboro juga sangat kompleks jadi banyak yang harus diurus ketika di lapangan. Tidak hanya fokus soal rokok saja,” tuturnya.