Pasar Yang Menentukan Ramai Tidaknya Bandara Kertajati
Baca Juga: BPPD Jabar: Cisumdawu Bukan Faktor Utama Meramaikan Bandara Kertajati
Menurut Inan-begitu sering disapa, dalam kondisi ekonomi yang masih belum stabil masyarakat tentu akan mencari pilihan yang dianggap lebih ekonomis.
“Saya tidak mengerti, mengapa pemerintah mengambil kebijakan ini. Dulu kan kalau kita mau keluar Jawa dari Husein enak sekali. Sekarang kita harus berputar ke Kertajati. Apa yang terjadi, tidak satu pun pasar yang menoleh ke sana.
Padahal sudah dikasih bus Damri,promosi gencar. Nah, artinya apa? Pasar yang menentukan,” tambah Inan.
Dijelaskan Inan, jarak dan jangka waktu perjalanan Bandung – Kertajati masih memakan waktu sekitar 3 sd 4 jam. Sementara Bandung Halim ada fasilitas pesawat yang hanya sekitar Rp 400 sekali jalan.
Begitu pun , dan dari Bandung ke Halim saat ini ada 6 flight sehari sejak dialihkannya penerbangan ke Kertajati.
” Jadi pasar yang milih dan lebih baik buang 400 ribu daripada ke Kertajati,” katanya.
Pakar Hotelier Indonesia ini melanjutkan pemerintah sebaiknya melakukan kajian kembali dari hasil uji coba yang sudah dimulai sejak 1 Juli 2019 lalu. Mengapa kemudian tak ada penumpang maskapai yang tertarik naik dan turun di bandara Kertajati.
“Tidak bisa dengan cara Shortcut, lalu memindahkan semua rute penerbangan dari Husein untuk meramaikan Kertajati. Bagaimana nanti, kalau pasar belum tergerak. Bandara Husein terlanjur ditutup, Kertajati gak ada penumpang,” tandasnya.