Ngeri Amat Jika Sriwijaya Air Dipaksa Terbang
Romdani menjelaskan, sejak putus dengan PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) atau GMF, kondisi Sriwijaya Air semakin sulit.
“Kondisi spare part yang tidak ada, hanya ada oli saja dan itu juga terseok-seok. Kemudian orang juga terbatas, limited, yang qualified-nya juga bisa dihitung jari, sisanya adalah yang mekanik dan engineer yang kualitasnya kurang bagus, itu pun sangat sedikit,” cerita Romdani.
Sebagai contoh, cerita Romdani, di Cengkareng ada 6 pesawat yang tangani oleh 2 engineer dan 3 mekanik.
Kondisi ini dilaporkan Sriwijaya ke Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dan hasilnya tidak sempurna.