Menpar Arief: Kalteng Sebaiknya Fokus Pada Ekowisata
Menpar Arief Yahya hadir bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, yang didampingi Sekda Kalteng Fahrizal Fitri, Dirut PT Harapan Agung Bersama (pengelola) Agus Ramli, GM Hotel M Bahalap Harry Saptadi, serta Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi Kalteng H. Agustiar Sabran.
Pada kesempatan itu Menpar menjelaskan, secara fisik terminal baru Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya seluas 29.124 meter2 dengan panjang eksisting landasan pacu mencapai 2.600 m, rencananya akan diperpanjang menjadi 3.000 m oleh AP II dengan nilai investasi Rp480 miliar, sangat layak menjadi bandara berkelas internasional.
“Keberadaan bandara internasional menjadi syarat utama bagi Kalteng agar menjadi destinasi ekowisata kelas dunia karena akan berpengaruh langsung pada kunjungan wisatawan ke sana,” kata Menpar Arief Yahya.
Menpar memberi contoh destinasi wisata super prioritas Danau Toba setelah memiliki Bandara Internasional Silangit di Toba kunjungan wisman ke sana naik hingga 300 persen, begitu pula Banyuwangi setelah berhasil menjadikan bandaranya berkelas internasional maka kunjungan wisman ke wilayah tersebut melonjak pesat.
Jumlah wisman ke TN Tanjung Puting yang tahun lalu dikunjungi sekitar 40.000 wisman dan tahun ini diproyeksikan meningkat menjadi 100.000 wisman dapat dijadikan sebagai motivator agar segera terjadi lonjakan wisman khususnya ke TN Tanjung Puting maupun TN Sebangau yang masih kurang dipromosikan.
“Setelah memiliki bandara internasional diharapkan akan terjadi lonjakan wisman ke Kalteng,” kata Arief Yahya.
Sementara itu untuk fasilitas amenitas, Menpar mengusulkan Kalteng mengembangkan fasilitas akomodasi seperti Perahu Klotok sebagai perahu tradisional Kalimantan yang terbuat dari kayu ramah lingkungan.
Menurut dia, pengembangan fasilitas amenitas live on board tersebut sejalan dengan program pengembangan atraksi wisata susur sungai Kahayan yang membelah Palangkaraya. Selain itu amenitas nomadik berupa glamp camping bisa dikembangkan di Kalteng.