Gubernur Buka WJIS 2019, 12 Investor Gelar “Business Matching” Dengan Pengusaha Kopi
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Singapura Ramdan Denny Prakoso yang mendampingi para investor, site visit dan business matching antara 13 pelaku usaha kopi dengan 12 investor Singapura dan Malaysia ini bisa meningkatkan potensi ekspor kopi dari Jabar.
“Ke depan semoga ada sinergi dan manfaat kepada kedua belah pihak, baik investor asing agar tahu produk, kebun, harga, juga petani (kopi Jabar), juga bagi pelaku usaha di Jabar agar bisa terus berkomunikasi dan punya kesempatan menjual produknya di Asia,” ucap Denny.
Victor Mah, President Singapore Coffee Association sementara itu mengatakan, pihaknya merasa senang bisa memenuhi undangan BI Singapura untuk melihat langsung produksi kopi Jabar khususnya di Kab. Bandung.
“Saya sangat tertarik mendengar penjelasan Pak Wildan (Frinsa Agrolestari) dalam hal persiapan penanaman bibit kopi. Semua sangat organik, dia berusaha keras menjaga (kebun). Hal ini saya apresiasi karena saat ini perubahan iklim menjadi fokus semua orang,” puji Victor.
Ia harap petani sekitar sini (Pangalengan) juga terus belajar, karena biasanya mereka (petani) sudah tua.
“Di Asia, konsumsi kopi sangat tinggi jadi ini menjadi potensi termasuk bagi Jawa Barat,” tambahnya.
Victor pun memastikan bahwa Singapore Coffee Association siap bekerja sama dengan pelaku usaha kopi di Jabar.
“Bagi saya, kopi Indonesia juga bisa bersaing dengan kopi Amerika (di pasaran). Kami juga akan menandatangani MoU untuk membawa kerja sama ini ke tahap selanjutnya,” tegasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jabar Dody Firman Nugraha menuturkan bahwa produk kopi Jabar berada di urutan ke-11 secara nasional.
Dody mencatat, pada 2017 sekira 2,6 persen atau 17.000 ton kopi Jabar dengan komposisi 55 persen Arabica dan 45 persen Robusta menyumbang ke dalam total 639.000 ton produksi kopi Indonesia.