Gubernur Buka WJIS 2019, 12 Investor Gelar “Business Matching” Dengan Pengusaha Kopi
“Kami juga tidak menggunakan metode penanaman yang lama. Kalau yang lama 2.500 pohon per hektare, (jumlah) kami bisa lebih banyak karena ditanam lebih dekat,” ujar Wildan.
Sambil ke sana kemari menunjukkan tanaman kopinya, Wildan pun menjelaskan soal proses peremajaan, ketinggian terbaik yakni 1.600 MDPL, hingga bulan panen.
Frinsa Agrolestari sendiri memiliki lahan seluas 150 hektare dengan keunggulan sustainable coffee development dan eco friendly processing.
Produk mereka pun diekspor ke berbagai penjuru dunia mulai dari Belgia, Russia, hingga Jerman, juga ke Benua Australia hingga Amerika Serikat, dengan cupping score tertinggi 86,5 (Andungsari full washed) oleh cupper Dr. Jurgen Piechaczek (2019).Setelah itu, para investor mendapatkan informasi terkait 12 pelaku usaha kopi lainnya selain Frinsa, antara lain Malabar Coffee, Margamulya Cooperation, Kiwari Farmers, Maju Mekar, serta Mahkota Coffee.
Agenda dilanjutkan Cupping Session agar para investor asing bisa mencicipi langsung specialty coffe Jabar, dan ditutup dengan sesi One-on-One Meeting di mana investor bisa berdiskusi langsung dengan para petani kopi.
Dari acara tersebut, Kepala Bidang Industri AKTA (Agro, Kimia, Tekstil, dan Aneka) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Arif Muchamad Fazar berharap nilai ekspor kopi Jabar akan meningkat sesuai dengan fokus Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dalam membuka peluang bagi investor kopi.
“Untuk eksportir kami terus dorong untuk ekspor (kopi). Mudah-mudahan (acara) ini mendorong investor tertarik kepada Jabar,” ucap Arif.