Farid Patria:Biro Pameran dan Destinasi Penopang Penting Dalam MICE

Di beberapa daerah lain seperti Yogyakarta dan Bali pada umumnya tamu grup selalu disediakan bus langsung di bandara.

“Namanya grup, kan tidak mungkin kemudian harus diangkut dengan mobil-mobil kecil,” kata Farid.

Dikemukakan Farid bahwa perencanaan  MICE tidaklah sesederhana hanya  membangun infrastruktur (gedung),tetapi juga banyak variable lain yang harus dipersiapkan. Termasuk juga didalamnya  memiliki biro pameran (exhibition bureau) yang kuat.

(dok farid)

Biro pameran ini  menjadi tolak ukur  sukses atau tidaknya penyelenggaraan MICE. Seberapa kuat para  marketer didalamnya menyakinkan klien.

“Oleh sebab itu, Bandung itu perlu memiliki Bandung West Java Convention & Exhibition Bureau. Biro ini merupakan bagian dari organisasi yang akan memaketkan atau menjual destinasi. Menyediakan promotion tools dan organizer inspection. Tentu, biro ini harus diisi dengan orang-orang yang memang expert dibidangnya,” tambah Farid.

(dok farid)

Di beberapa negara, biro pameran ini benar-benar menjadi penopang dasar berjalannya bisnis MICE. Tak mengherankan jika di negara yang MICE-nya sudah berjalan baik memiliki banyak biro pameran.

Sebut saja, Jepang memiliki 15 exhibition bureau, Korea (14),Australia (10),Malaysia (4),Singapura (1),Thailand (1) dan Indonesia 1 biro pameran, itu pun berada di bawah kementerian pariwisata.

(dok farid)

Sedangkan  di negara seperti Jepang,Korea, Australia mereka melibatkan semua elemen, mulai dari pemerintahan,pebinis,akademisi,legeslatif,ekonom,hukum dan lainnya untuk masuk dalan struktur exhibition bureau.

“Saya sendiri sudah menyampaikan master plane MICE ini kepada Pak Gubernur Ridwan Kamil. Jawa Barat sudah saatnya  memiliki MICE mengingat potensinya cukup besar,” ujar Farid.

(dok farid)

Tergiur Industri MICE

Dibagian lain,kajian Oxford Economic 2018, dari dampak ekonomi sektor bisnis event Indonesia menempati urutan ke 17 mengalahkan Thailand yang ada di posisi ke 22, dengan direct spending US$6,3 miliar, direct GDP US$3,9 miliar, belanja rata-rata per partisipan US$296, dengan total peserta 21,4 juta orang, dan menciptakan pekerjaan langsung untuk 104.000 orang.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya