Kualitas Konsumsi Jamaah Haji 2019

 

Selebihnya sayuran sangat terbatas, maka Tim membuat Menu Cycle Peak Season saat masa puncak yaitu tanggal 1 hingga 4 Dzulhijjah dan Tanggal 16 hingga 18 Dzulhijjah k menghindari makanan basi atau tidak layak konsumsi karena keterlambatan distribusi akibat dari jalan-jalan utama ditutup oleh otoritas Arab Saudi.

Menu Peakseason yang dimaksud adalah makanan yang kering seperti kering tempe, kripik Kentang bumbu hingga kepada telur dadar kering sebagai pendamping Menu Utama tanpa mengurangi nutrisi yang dibutuhkan.

Menu Cycle yang dibuat tahun 2019 khususnya di Makkah Kementerian Agama terus berinovasi dengan membuat menu zonasi.Artinya menu disesuaikan dengan Daerah Jemaah.

Menu Zonasi yang dimaksud adalah Zonasi Sumatera Rendang- Gulai Ayam- Pindang Ikan Patin, Zonasi Lombok Daging Masak Lombok Ijo – Ayam Panggang Taliwang – Ikan Bakar Bumbu Bali, Zonasi Jakarta Semur Daging- Ayam Goreng lengkuas – Ikan Bandeng Pesmol, Zonasi Jawa Barat Daging Gepuk – Ayam Bakar – Ikan Pepes.

Kemudian  Zonasi Solo Empal Goreng – Ayam Garang Asem – Ikan Panggang Kecap, Zonasi Surabaya Rawon- Ayam Geprek – Ikan Bandeng presto, Zonasi Ujung Pandang Coto Maksassar – Ayam Rica-rica – Ikan Goreng Sambal Dabu-Dabu.

Zonasi Balikpapan Daging Masak Habang – Ayam Cincane – Ikan Patin Asam Pedas. Dari Menu Cycle Zonasi dibuat 3 (tiga) kali yaitu Selasa, Kamis dan Sabtu Makan Malam.

Tantangan Menu Zonasi sangat beragam diantara Catering karena keterbatasan alat, bahan baku dan Juru masak seperti halnya Pepes, dibuat dengan Metode Steam (Kukus) tidak dengan menggunakan Daun Pisang satu per satu namun menggunakan Stainless Container  yang ditutup dengan Alumunium Foil namun bumbu tetap bumbu pepes dengan bumbu dasar kuning.

Keterbatasan jurumasak juga menjadi kendala, semoga tahun berikutnya Catering dapat menyiapkan jurumasak sesuai Zonasi yang ditentukan agar rasa asli dari daerah tersebut mendekati rasa aslinya.

Memang diakui, keterbatasan bahan baku makanan yang membuat makanan belum mendekati rasa aslinya seperti kluwek yang masih sulit didapat di Arab Saudi.

Kalau pun ada namun jumlahnya tidak banyak maka ditambahkan kecap untuk mendapatkan warna hitam.

Konsumsi jemaah haji selalu diawasi oleh pengawas Katering dari tenaga ahli yang diikutsertakan yaitu dari Politeknik Pariwisata Palembang dan STP NHI Bandung.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya