Hadapi Era Industri 4.0, Menpar Terapkan 3 Strategi Pariwisata
“Nantinya saya akan bentuk Tim Khusus untuk full support di program tersebut. Karena sebanyak 70 persen wisatawan melakukan ‘search and share’ melalui digital. Dan 30 persen masih menggunakan manual dan ini biasanya turis rombongan. Sebanyak 30 persen inilah nantinya yang kita upayakan berhadapan dengan digital,” paparnya.
Program ini dimulai dengan langkah awal berupa inkubasi bagi para peserta yang mendatangkan pelatih berkompeten di bidangnya, termasuk pelatih dari luar negeri dalam Training on Trainer (TOT).
“Kini digital adalah sebuah keniscayaan karena semua ekosistem juga telah menggunakan aplikasi digital mulai dari hotel, transportasi, finansial, hingga bandara,” lanjut Arief.
Untuk mengawalinya, Arief mengatakan, pihaknya akan melakukan readiness mapping (Digital Mastery) atau mengukur kemampuan SDM Kemenpar untuk merencanakan pengembangan dan penggunaan teknologi digital di dalam tugasnya. Sehingga bisa menciptakan kinerja yang jauh lebih baik dalam kapasitas sebagai pembina dan regulator di dunia pariwisata Indonesia.
“Kemenpar perlu mengukur posisi Digital Mastery mereka agar dapat mengetahui posisi mereka di tengah disrupsi yang sedang terjadi dalam pariwisata Indonesia,” pungkasnya.*** (IG)