Tumbuhkan Kreativitas Anak Lewat Origami
Budi menambahkan, selain melipat kertas, dalam Lomba Odies peringatan Origami Day siswa yang menjadi peserta dari kelas 4 – 6 Sekolah Dasar (SD) dapat mewarnai karya origami yang sudah dibuatnya, yakni Kincir Angin. Kemudian peserta juga diajarkan untuk bisa bercerita dengan media Origami Kincir Angin tersebut.
“Kincir Angin dipilih menjadi ikon yang mewakili bisnis Daikin. Karena kincir angin menghasilkan energi, sama dengan apa yang dilakukan oleh Daikin untuk para pelanggan,” jelasnya.
Kota Bandung menjadi pilihan sebagai tempat pertama penyelenggaraan Origami Day. Selanjutnya akan diselenggarakan kembali di 14 cabang Daikin Airconditioning Indonesia, diantaranya Yogyakarta sebagai kota ke-dua. Puncaknya pada tanggal 11 November.
“Kota Bandung sebagai kota pelajar yang masyarakatnya sangat kreatif. Di Bandung masih dijumpai ikon kincir angin yang dipasang dibeberapa toko atau tempat-tempat destinasi yang membuat saya betah kalau datang di Bandung,” papar Budi.
Seni origami sendiri bisa menjadi alternatif melestarikan nilai budaya di tengah gencarnya serangan modernisasi. Kemajuan tehnologi dan media informasi menjadikan anak tak luput dari target pasarnya, banyak hal positif dan negatif yang mempengaruhi pola berpikir anak dan interaksi sosial anak dalam kesehariannya. Sehingga, tawaran ber-origami juga menjadi salah satu kontribusi terhadap pembentukan karakter anak dan bangsa.*** (IG/HY)