Tiga Hal Ini Untuk Mengukur Kualitas Turis Di Bali

Kemudian ada respect to social cultural aspect, perlakuan wisatawan terhadap kehidupan sosial dan budaya dengan menghormati tempat peribadatan, membantu desa miskin, atau sebaliknya melakukan pelecehan di tempat ibadah dan tidak menghormati penduduk lokal.

“Dari kriteria di atas itu tidak bisa disimpulkan apakan ada penurunan atau justru kenaikan kualitas turis, karena belum ada kajian yang komprehensif untuk itu,” jelas Pitana.

Kekuatan Media Sosial

Berbagai kasus negatif wisatawan asing di Bali yang viral di media sosial, menurut Pitana, sangat mudah beredar lantaran adanya media sosial.

“Saya lihat sifatnya adalah kasus-kasus negatif selalu cepat beredar dibanding kasus positif. Kalau kasus negatif warga lokal tersinggung sehingga jadi lebih cepat disebarluaskan. Ini berlaku tidak cuma di Bali tetapi juga di berbagai tempat,” katanya.

Padahal jika dilihat lebih jelas, lanjut Pitana, sebenarnya ada juga wisatawan asing di Bali yang memiliki perilaku positif dan patut dipuji.

Pitana mencontohkan beberapa waktu lalu ada video wisatawan asing yang menolong orang tenggelam dengan sigap di Nusa Penida.

Padahal saat itu banyak orang lokal yang ikut melihat kejadian. Ada juga wisatawan asing yang membantu mengambil sampah di pantai, melepas tukik atau anak penyu bersama operator tur, dan wisatawan asing yang berkunjung memberi bantuan ke desa miskin.

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya