Terapkan Storynomics Tourism Untuk Memacu Promosi Destinasi Super Prioritas

Sehingga nantinya promosi kawasan wisata akan dilakukan dengan narasi story telling serta dikemas dalam konten menarik yang terkait dengan budaya setempat.

“Awareness berkaitan dengan marketing, sedangkan experience berkaitan dengan faktor aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A) yang melekat ke setiap destinasi-destinasi wisata. Kedua hal tersebut harus menjadi satu kesatuan yang padu,” katanya.

Laboan Bajo. Foto: dok kemenpar

Sementara Irfan Wahid menambahkan, dalam program ini nantinya juga akan membuka peluang Public Private Partnership (PPP) dalam membangun pusat-pusat hiburan seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan.

Dengan peluang PPP, narasi dan pengembangan pariwisata bakal bisa diakselerasi sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Ia memberi contoh di kawasan Danau Toba.

“Setelah mencoba melakukan pemetaan masalah dan potensi destinasi wisata, kami menemukan fakta bahwa Toba sangat kaya akan destinasi-destinasi keren,”jelasnya.

Kekayaan itu mulai seni budaya, sejarah, hingga alamnya yang sungguh membuat tempat ini cocok untuk menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas.

(adh/rls)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya