Ridwan Kamil Siap Jadi Ambasador Teh Jawa Barat
Di dunia, produksi teh Indonesia per tahun mencapai 139.362 ton dan berada di peringkat ketujuh.
Disarankan Emil, agar pegiat teh tak ragu untuk merekrut branding consultant. Sebab, keberadaan konsultan ini sangat penting terkait upaya mempopulerkan teh, khususnya di kalangan milenial sehingga marketing produk-produk teh asli Jabar bisa optimal.
“Masalahnya cuma satu kurang semangat populerkan teh. Negara-negara lain ada Tea House. Pesan saya kalau teh mau bangkit, semua di sini kompak, rekrut konsultan branding. Jangan dipikir konsultan itu buang-buang uang, itu penting,” katanya.
Emil menuturkan, salah satu varian teh asal Jabar yakni white tea diminati oleh segmen masyarakat tertentu di Eropa dengan harga yang mahal.
“Teh Jabar yang white tea ternyata segmen tertentu di Eropa dihargai mahal sekali 800 ribu per kilo. Hanya masalah ilmu marketing saja,” ujarnya.
Kedua, kalau ekspor ternyata harus tahu, di Inggris lebih menyukai semua teh yang bisa dicampur dengan susu.
“Ternyata di Jabar ada beberapa yang belum sesuai prosesnya, akan diperbaiki,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan informasi tentang khasiat teh yang mengandung vitamin, mineral, dan enzim perlu disebarluaskan untuk meningkatkan kesadaran konsumsi teh sehingga industri teh pun semakin baik.
“Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan konsumsi teh dengan menggelar Bandung Tea Festival sebagai media promosi dan sosialisasi serta edukasi,” jelas Dody.
(adh/rls)