Kenaikan Iuran BPJS Pukulan Berat Bagi Industri Pariwisata
Hal senada juga disampaikan Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Abdul Hadi Faishal bahwa keputusan pemerintah untuk menaikan iuran BPJS akan mengejutkan industri kepariwisataan tanah air.
“Kenaikan ini sangat berpengaruh sekali, karena selama ini yang diterapkan sudah berjalan sesuai standar dan perhitungan-perhitungan yang kita lakukan. Menurut saya, dalam kondisi sekarang ini, kurang tepatlah menaikan iuran BPJS,” kata Hadi.
Dikemukakan Hadi sampai sekarang industri pariwisata tanah air sedang bersusah payah untuk bisa tetap survive.
“Dengan terjadi kenaikan BPJS ini,ya pasti sangat berpengaruh karena kami harus menghitung ulang kembali dan sedikit merepotkan. Apalagi situasi sekarang ini kan belum begitu membaik, terutama bagi hotel,agent, home industry dan yang lainnya,” tambah Hadi.
Oleh sebab itu, Hadi meminta agar pemerintah perlu mempertimbangkan lebih matang lagi dalam memutuskan kenaikan iuran BPJS tersebut.
“Kalau pun kebijakan itu harus diterapkan, saya kira harus lebih mengacu kepada bagaimana situasi dan kondisi saat ini. Artinya, kalau mau diterapkan mungkin lebih baik ditunda untuk sementara, sambil menunggu pada saat semuanya sudah stabil,” pintanya.
Namun demikian,kata Hadi, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa jika pemerintah memang tetap menerapkan kenaikan tersebut.
“Ya, kalau sudah kebijakan pemerintah, kita tidak bisa menolak,tapi sebaiknya kami menghimbau, jangan dulu dinaikanlah,” katanya.
Sebagaimana diketahui Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menyetujui besaran kenaikan iuran kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional yang diusulkan oleh Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.