Begitu Dibuka, FBLB Langsung Pecahkan Rekor MURI
Karena sejak dulu perang suku tidak dapat dihilangkan dalam kebudayaan masyarakat lokal. Pemicunya adalah masalah masalah sosial.
Maka dari itu untuk menghindari kontak fisik, pemerintah menyelenggarakan FBLB.
“Masyarakat kota Wamena dan sekitarnya semakin mengerti bahwa perang suku sesungguhnya sangat merugikan kehidupan sosial masyarakat local,” jelas Banua.
Perang suku seharusnya dapat dilestarikan dengan cara yang berbeda serta memiliki nilai edukasi.
“Selain itu FBLB telah menjadi sarana untuk melindungi nilai nilai seni budaya masyarakat lokal dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warisan budaya nusantara dalam multikulturisme bangsa Indonesia,” tambah Banua
Faktor lain yang paling menonjol adalah keberadaaan festival ini semakin mendorong sektor pariwisata di Jayawijaya. Hal ini menjadikan pariwisata sebagai sektor utama pembangunan di Jayawijaya.
Hal ini dibuktikan dengan presentase kehadiran wisatawan yang tertarik mengunjungi Wamena. Baik itu satawan domestik (wisdom) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Terutama saat berlangsungnya FBLB.
“Pariwisata adalah sebuah industri yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat. Seluruh sektor terdorong naik seiring dengan perkembangan pariwisata. Transportasi naik, penginapan naik, kuliner naik, UMKM juga ikut naik,” papar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.